NUSA DUA, RABU - Menteri Keuangan Amerika Serikat Steven Mnuchin, Rabu (10/10/2018), memperingatkan China terkait devaluasi mata uang yuan. Washington merasa berang dengan tindakan itu dan ingin agar devaluasi itu masuk dalam mata pembahasan perdagangan antara AS dan China.
”Ketika berbicara tentang perdagangan saat ini, maka jelas kami ingin memastikan China tidak melakukan devaluasi secara kompetitif,” kata Mnuchin di sela-sela Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)- Bank Dunia di Nusa Dua, Bali, sebagaimana dikutip oleh media Financial Times.
Merujuk data Bloomberg, kemarin posisi yuan melemah terhadap dollar AS. Nilai tukar yuan berada di level 6,92 per dollar AS, melemah tipis sekitar 0,02 persen. Yuan telah anjlok selama berminggu-minggu terhadap dollar AS, yakni turun sekitar 9 persen dalam enam bulan terakhir.
Kondisi itu membuat barang-barang China lebih murah untuk diimpor, bahkan dengan penerapan tarif oleh AS. Kondisi itu semakin membuat geram Washington. Presiden AS Donald Trump telah berulang kali menuduh China memanipulasi mata uangnya dengan membiarkannya melemah untuk mendapatkan keuntungan atas perselisihan perdagangan dengan Washington.
Mnuchin menilai terdapat beberapa faktor di balik jatuhnya yuan. Salah satunya adalah masalah ekonomi di China sendiri. Namun, ia menyatakan Washington ingin membahas terkait mata uang itu sebagai bagian dari pembicaraan perdagangan dengan Beijing. ”Kami akan benar-benar ingin memastikan bahwa sebagai bagian dari setiap pemahaman perdagangan yang kami datangi, mata uang itu harus menjadi bagian dari itu,” kata Mnuchin.
Sejumlah sumber di Departemen Keuangan AS mengungkapkan, Mnuchin tidak memiliki jadwal pertemuan dengan para pejabat China selama di Bali. Para pejabat China seharusnya mengadakan pembicaraan akhir bulan lalu di Washington untuk mencoba menyelesaikan perselisihan perdagangan di antara kedua negara. Namun, Beijing membatalkan pertemuan tersebut setelah Trump menerapkan tarif masuk lanjutan terhadap 200 miliar dollar AS atas barang-barang China.
Belum ada komentar lebih lanjut terkait dengan pembatalan itu. Namun, sumber-sumber di Gedung Putih menyatakan, Amerika Serikat tetap terbuka menggelar negosiasi lanjutan dengan Beijing. Ditegaskan bahwa Washington ingin memperbaiki ketidakseimbangan perdagangan dan masalah struktural dalam hubungan dagang AS-China.