Sudah hampir dua pekan nasib jurnalis senior Arab Saudi, Jamal Khashoggi, tidak kunjung jelas. Efek kasus ini langsung dirasakan Arab Saudi. Negeri ini mulai menelan kerugian karena sejumlah peluang ekonomi terancam menguap.
Sejumlah pengusaha dan negara bereaksi keras. Awalnya, mereka meminta Arab Saudi menyelidiki kasus itu dan mau terbuka dengan proses serta hasil penyelidikan. Tekanan diarahkan kepada Arab Saudi karena Khashoggi terakhir terlihat memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, Selasa (2/10/2018). Setelah itu, keberadaannya tidak diketahui.
Sejumlah pihak menduga ia dibunuh di dalam konsulat. Berbagai bukti yang menguatkan dugaan keterlibatan Arab Saudi dalam kasus menghilangnya Khashoggi terus bermunculan. Arab Saudi berulang kali menyatakan, Khashoggi sudah keluar dari konsulatnya. Riyadh juga menyatakan, tak mungkin Khashoggi dibunuh di konsulatnya. Akan tetapi, Arab Saudi tidak kunjung menyajikan bukti apa pun.
Setelah hampir dua pekan dan belum ada titik terang nasib Khashoggi, tekanan kepada Arab Saudi meningkat. Kini, tekanan itu datang, antara lain, dari para pebisnis dan tokoh-tokoh lain. Situasi kali ini berbeda dari saat Arab Saudi banyak dikritik soal penegakan HAM dan keterlibatannya di perang Yaman. Dalam hal itu, banyak pihak masih mau bekerja sama dengan Riyadh.
Bahkan, para pebisnis dan perusahaan global setuju hadir pada Future Investment Initiave (FII), konferensi ekonomi di Riyadh, 23-25 Oktober mendatang. Konferensi mewah itu dijuluki ”Davos di Gurun”. Sebutan ini untuk menggambarkan kemiripan forum itu dengan Forum Ekonomi Dunia (WEF) yang rutin digelar di Davos, Swiss.
Melalui FII, Arab Saudi berencana menarik investasi untuk mendanai ambisi perubahan besar-besaran di Arab Saudi yang kerap disebut Visi 2030.
Mitra bisnis terganggu
Semua berubah setelah kasus Khashoggi merebak. Pengusaha Inggris, Richard Branson, mengumumkan penundaan kerja sama investasi dengan Arab Saudi. Pendiri Virgin Group itu sedianya akan terlibat dalam proyek pengembangan pariwisata Arab Saudi senilai miliaran dollar AS.
Branson menyatakan, ia awalnya berharap banyak pada perubahan Arab Saudi yang dipelopori Pangeran Mohammed bin Salman. Walakin, jika dugaan-dugaan terkait hilangnya Khashoggi terbukti, hal itu akan sangat berdampak pada rencana bisnis di Arab Saudi. ”Itu jelas akan mengubah kemampuan siapa pun di Barat untuk berbisnis dengan Pemerintah Saudi,” ujar Branson.
Dia pun membatalkan pembahasan pembukaan rute baru Virgin Galactic, perusahaan penerbangan miliknya, ke Arab Saudi. Menurut rencana, rute baru itu diterbangi beberapa pekan lagi.
Branson bukan satu-satunya yang menunda kerja sama dengan Arab Saudi. Sejumlah pebisnis juga menyatakan batal hadir di FII. Mereka tidak ingin kehadiran di FII membuat mereka dikaitkan dengan Arab Saudi. Mereka menyatakan, saat ini bukan masa yang tepat untuk dikaitkan dengan Arab Saudi.
Salah satu yang memastikan batal hadir di FII adalah Dara Khosrowshahi, CEO Uber. ”Saya sangat terganggu dengan perkembangan laporan tentang Jamal Khashoggi,” ujarnya.
Penolakan hadir ke FII juga disampaikan dari media massa. CEO Viacom Bob Bakish memastikan batal hadir. Koran Amerika Serikat, The New York Times, salah satu sponsor FII, membatalkan kemitraan.
Pembatalan kemitraan media juga disampaikan oleh Financial Times, CNBC, dan CNN. CNN mengumumkan, semua wartawan dan penyiarnya batal meliput dan menjadi pemandu diskusi dalam forum itu.
Memang tidak semua calon peserta dan pembicara FII membatalkan kehadirannya. CEO Siemens Joe Kaeser menyatakan belum membatalkan kehadirannya, tetapi ia memantau kasus Khashoggi dengan cermat. Pemimpin JPMorgan Chase Jamie Dimon dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin juga masih dijadwalkan hadir. Sikap Mnuchin menggambarkan pilihan AS.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menolak desakan Senat AS untuk membatalkan transaksi persenjataan senilai 110 miliar dollar AS dengan Saudi. Hubungan AS-Arab Saudi membaik pada masa Trump untuk menekan perluasan pengaruh Iran di Timur Tengah serta mendukung rencana soal Palestina dan Israel. (AP/REUTERS/RAZ)