SEOUL, SENIN Korea Selatan dan Korea Utara, Senin (15/10/2018), sepakat mempererat kerja sama ekonomi dengan memulai pembangunan jaringan rel kereta api dan jalan. Langkah untuk meningkatkan hubungan bilateral kedua negara itu membuat Amerika Serikat khawatir Korea Selatan tidak bisa tegas lagi menekan rezim Korea Utara untuk meninggalkan program nuklir dan rudalnya.
”Kami ingin mendapatkan hasil yang nyata dari perundingan ini. Tidak hanya memberi dampak pada hubungan masyarakat saja,” kata Ketua Komite Reunifikasi Damai Korut Ri Son Gwon di tempat pertemuan.
Kesepakatan memulai pembangunan jaringan transportasi ini muncul dalam pertemuan di daerah perbatasan kedua negara di Desa Panmunjom. Pertemuan antara Menteri Unifikasi Korsel Cho Myoung-gyon dan Ri Son Gwon itu untuk menindaklanjuti pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Korsel Moon Jae-in dan Pemimpin Korut Kim Jong Un, bulan lalu.
”Setelah membahas rencana-rencana pengembangan hubungan antar-Korea, kami sepakat masuk ke babak baru,” demikian pernyataan bersama Korsel dan Korut yang dipublikasikan oleh Kementerian Unifikasi Korsel.
Untuk memulai pembangunan kembali jaringan transportasi yang terputus sejak Perang Korea (1950-1953) itu, kedua pihak sepakat akan mengadakan upacara resmi pada akhir November atau awal Desember 2018. Sebelum proyek ini dimulai, akan ada studi lapangan bersama pada akhir bulan ini.
”Saat ini merupakan momen kritis untuk perlucutan nuklir di Semenanjung Korea dan perkembangan hubungan antarkedua Korea. Pertemuan ini juga membahas rencana pertemuan tingkat tinggi kedua antara Pemimpin Korut Kim Jong Un dengan Presiden AS Donald Trump,” tutur Cho.
Pertemuan antara kedua Korea itu berjalan seiring dengan upaya AS menekan Korut agar mereka meninggalkan program senjata nuklir dan rudal. Kim Jong Un bertemu dengan Presiden AS Donald Trump, Juni lalu, di Singapura. AS dan Korut kini tengah menyiapkan pertemuan kedua yang kemungkinan akan diadakan setelah pemilihan kongres AS, 6 November 2018.
Biaya proyek mahal
Rencana pembangunan jaringan kereta api dan jalan serta tawaran penyelenggaraan Olimpiade bersama disepakati dalam poin-poin hasil pertemuan Moon-Kim ketika keduanya bertemu di Pyongyang, Korut. Pada waktu itu, Moon juga mengatakan Korut akan menghancurkan fasilitas utama rudal selamanya dan ini akan dipantau dan diverifikasi oleh tim peninjau dari luar.
Agustus lalu, rencana pemeriksaan oleh kedua Korea untuk proyek pembangunan kereta api dibatalkan setelah Komando PBB, yang tumpang-tindih dengan pasukan AS di Korsel dan bertanggung jawab pada urusan di zona demiliterisasi, menolak kereta yang hendak menguji coba membawa bahan bakar. ”Kami sedang berkonsultasi dengan negara terkait,” kata Cho.
Para ahli menilai proyek untuk memperbarui kereta api Korut yang selama ini melewati rel-rel yang dibangun pada awal abad ke-20 akan membutuhkan waktu puluhan tahun dan biaya hingga puluhan miliar dollar AS. Sebelum memulai proyek itu, kedua Korea sepakat mengkaji bersama pada akhir Oktober.
Pada tahap pertama akan dikaji jalur kereta dari sisi Korut yang pernah menghubungkan kota Seoul dan Sinuiju. Untuk tahap kedua, pada awal November mendatang, akan dikaji jalur kereta di sisi timur. Lintasan kereta Gyeongui antara Seoul dan Sinuiju yang dibangun Jepang itu terputus pada akhir Perang Dunia II tahun 1945 ketika Semenanjung Korea dibebaskan dari penjajahan Jepang dan kemudian terbelah menjadi Selatan yang dikendalikan AS dan Utara yang dikendalikan Uni Soviet.
Lintasan kereta lama itu kemudian kembali terhubung pada 2000-an. Pada Desember 2007, kedua Korea kemudian membuka layanan jasa pengiriman antara Stasiun Munsan di Paju, Korsel, dan Stasiun Pongdong di Korut, yang terletak dekat dengan perbatasan kota Kaesong, lokasi kompleks industri bersama Korsel-Korut. Namun, lintasan kereta itu diputus lagi pada 2008 ketika Korsel dikuasai pemerintahan baru yang berhaluan konservatif. (REUTERS/AP/LUK)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.