Perundingan UE-Inggris soal Perbatasan Berakhir Buntu
Oleh
·2 menit baca
LUKSEMBURG, SENIN - Pertemuan intens antara tim negosiasi Inggris dan Uni Eropa tetap gagal menghasilkan kesepakatan terkait perbatasan Irlandia Utara. Harapan kini tertumpu pada pertemuan pemimpin UE di Brussels, Rabu (17/10/2018). Jika ini juga gagal, peluang Inggris bercerai dari UE tanpa kesepakatan semakin nyata.
Juru bicara Partai Unionis Demokratik Irlandia Utara yang merupakan koalisi Partai Konservatif di pemerintahan, Sammy Wilson, mengatakan, sikap UE dan terbatasnya ruang gerak yang diberikan kepada PM Inggris Theresa May kemungkinan akan membawa Brexit berakhir tanpa kesepakatan.
”Kemungkinan hal itu tak terhindarkan bahwa kita akan berakhir dengan skenario tanpa kesepakatan,” kata Wilson setelah perundingan intens antara kedua pihak gagal menemukan solusi.
Dengan demikian, para pemimpin UE dan Inggris akan bertemu kembali pada Rabu depan, tetapi tanpa draf kesepakatan. Padahal, UE sudah mengingatkan akan mempertimbangkan untuk memperpanjang negosiasi sampai November hanya jika pertemuan Oktober ini memiliki ”kemajuan yang signifikan”.
Ganjalan yang tidak bisa diselesaikan adalah soal perbatasan Irlandia Utara, yaitu bagaimana cara perbatasan tetap terbuka sehingga barang-barang dari Irlandia Utara ataupun Irlandia dapat terus mengalir pasca-Brexit. Solusi itu harus tidak mengganggu kedaulatan Inggris ataupun integritas UE.
Komitmen May
Perkembangan tersebut membuat Irlandia mendesak PM May agar tetap berkomitmen mempersiapkan backstop (kebijakan penyokong) yang menjamin Brexit tidak berujung pada penjagaan perbatasan antara Irlandia Utara dan Irlandia.
”Kami frustrasi, tetapi tetap tenang,” kata Menlu Irlandia Simon Coveney ketika ditanya apakah perkembangan ini membuat dirinya frustrasi.
”Bagi kami, yang penting adalah bagaimana memenuhi komitmen yang telah dibuat. Kami tidak mencari hal baru, tetapi sekadar menunggu komitmen yang sudah dibuat pada Desember 2017 dan khususnya Maret lalu,” tutur Coveney.
Pada Maret lalu, May menyatakan sepakat membuat ”kebijakan penyokong” bagi isu perbatasan Irlandia Utara.
Coveney menyebutkan, kedua tim negosiasi sudah berupaya keras selama 10 hari terakhir untuk bisa memberikan rekomendasi bagi para pemimpin Eropa yang akan bertemu pada 17 Oktober mendatang. ”Namun, nyatanya, hal itu gagal. Bagi Irlandia, itu sangat membuat frustrasi dan mengecewakan,” ujarnya.
Merespons perkembangan terakhir, Brussels menyatakan, UE terus bersiap mengantisipasi Brexit, termasuk jika berakhir tanpa kesepakatan. ”Kami bekerja keras untuk mencapai kesepakatan, tetapi upaya kami untuk mengantisipasi keadaan darurat terus ditingkatkan,” tutur juru bicara UE Margaritis Schinas. (AP/AFP/REUTERS/MYR)