LONDON, sabtu — Komunitas internasional mendesak agar pihak yang memberi perintah pembunuhan atas Jamal Khashoggi dihukum. Arab Saudi yang sudah mengakui terjadinya pembunuhan di kantor konsulat jenderalnya agar menunjukkan jasad almarhum jurnalis tersebut.
Seruan ini menyusul adanya pengakuan dari Arab Saudi yang mengatakan bahwa Jamal Khashoggi tewas di kantor konjen di Istanbul. Pengakuan Arab Saudi yang dinyatakan hari Sabtu (20/10/2018), belum menghentikan teka-teki seputar kematian Khashoggi. Menurut Saudi, warganya yang sedang mengurus dokumen persyaratan nikah itu tewas karena perkelahian dengan belasan orang. Pemerintah Arab Saudi berjanji akan menghukum mereka yang terlibat dalam perkelahian yang menyebabkan Khashoggi meninggal.
”Sekretaris Jenderal menekankan perlunya investigasi yang segera, menyeluruh, dan transparan terkait kasus kematian Khashoggi serta pertanggungjawaban bagi yang terlibat,” demikian pernyataan dari kantor Sekjen PBB Antonio Guterres.
Jamal Khashoggi yang bekerja untuk The Washington Post hilang sejak 2 Oktober, setelah dia masuk ke kantor konsulat Arab Saudi. Kecurigaan mulai muncul bahwa terjadi sesuatu dengan Khashoggi yang selama ini dikenal kerap mengkritik Pemerintah Arab Saudi lewat tulisan-tulisannya. Awalnya pihak Saudi bersikeras Khashoggi sudah pergi dari konsulat. Belakangan mulai muncul dugaan bahwa pria berusia 59 tahun yang akan menikah dengan Perempuan Turki ini dibunuh.
Tim forensik Turki dan Saudi bekerja sama memeriksa isi kantor. Spekulasi semakin berkembang bahkan muncul dugaan pelaku khusus datang dari Riyadh untuk melakukan operasi penghilangan terhadap wartawan yang kini tinggal di Amerika tersebut. Baru setelah 17 hari kemudian, Pemerintah Arab Saudi mengonfirmasi kematian Khashoggi di dalam kantor konjennya. Terkait dengan kasus ini, Saudi menyatakan telah memecat dua pejabat intelijennya.
Minta tunjukkan jenazah
Selain PBB, desakan juga datang dari Amnesty International, dari pemerintah sejumlah negara Eropa, dan juga dari kelompok jurnalis.
Presiden AS Donald Trump yang sudah mengirim menlunya ke Riyadh dan Istanbul, Sabtu menyatakan bahwa pernyataan Saudi tentang kematian Khashoggi di konsulatnya merupakan pernyataan yang kredibel.
Sementara sejumlah negara dan organisasi melihat masih banyak hal yang belum jelas dengan pernyataan dari Arab Saudi. Amnesty International menyatakan, kalau benar Khashoggi tewas karena berkelahi, seharusnya jenazahnya bisa ditunjukkan. Dari kantor pusatnya di London, Amnesty International meminta ada penyelidikan independen untuk menguak kasus ini. ”Kemungkinan pembunuhan di lingkungan konsulat merupakan eksekusi ekstra judisial,” kata Samah Hadid, Direktur Amnesty International untuk Timur Tengah.
Pertanyaan tentang jasad juga disampaikan PM Belanda Mark Rutte. ”Banyak hal tetap tidak pasti. Apa yang terjadi? Bagaimana dia meninggal? Siapa yang bertanggung jawab? Saya kira dan saya harap semua hal relevan segera menjadi jelas,” katanya di Kopenhagen.
Sementara Inggris menyatakan sedang mempertimbangkan ”langkah-langkah berikut”. Kantor kementerian luar negeri mengirimkan ucapan dukacita kepada keluarga atas meninggalnya Jamal Khashoggi. ”Sebagaimana yang disampaikan Menlu, ini merupakan tindakan kejam dan mereka yang bertanggung jawab harus dihukum,” begitu pernyataan Kemenlu Inggris. Spanyol juga menyampaikan kekecewaan atas informasi dari Saudi.
Sementara itu, kelompok wartawan di Istanbul menuntut hukuman bagi siapa yang memberi perintah pembunuhan Khashoggi. ”Hanya satu masalah sekarang, kembalikan Jamal kepada kami. Kembalikan dia sehingga kami bisa melakukan penguburan,” kata Turan Kislakci, ketua Asosiasi Media Turki-Arab. ”Biarkan seluruh dunia melihat pemakaman Jamal Khashoggi yang dibunuh di ruang gelap dengan cara menakutkan,” katanya.
Pemantau media yang berkantor di Paris menyampaikan pernyataan keras. ”Setiap upaya untuk menghilangkan tekanan terhadap Arab Saudi dan menerima kebijakan kompromi akan menghasilkan izin untuk membunuh bagi kerajaan, memenjarakan, merajam, menculik, bahkan membunuh jurnalis yang berani menginvestigasi atau melancarkan debat,” kata Christophe Deloire, sekjen organisasi tersebut lewat Twitter.
Menurut Kepala UNESCO Audrey Azoulay, pembunuhan atas Khashoggi mengingatkan perlunya memperjuangkan kebebasan pers yang merupakan hal yang mendasar dalam demokrasi.
Turki menyatakan tak akan menutupi kasus yang terjadi pada Khashoggi. (AFP/AP/REUTERS/RET)