Rusia mengecam langkah AS dan mengancam akan mengambil tindakan balasan. Moskwa menuduh AS ingin mewujudkan dunia unipolar.
NEVADA, MINGGU Presiden Donald Trump menyatakan, Amerika Serikat akan menarik diri dari Traktat Nuklir Jarak Menengah (INF) yang disepakati bersama dengan Rusia. Rusia menilai langkah Washington itu didasari keinginan untuk menjadi satu-satunya kekuatan global di dunia.
Traktat INF ditandatangani oleh Presiden AS Ronald Reagan dan Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev pada 1987 saat Perang Dingin masih berlangsung.
Dalam kesepakatan yang diratifikasi Senat AS pada 1988 itu, AS dan Rusia sepakat mengeliminasi dan menghentikan pengembangan rudal-rudal nuklir dan nonnuklir jarak pendek dan menengah, yang menjangkau jarak 500-5.500 kilometer.
Kepada para wartawan di Elko, Nevada, Sabtu lalu, Trump menyebutkan alasan bahwa Rusia telah berkali-kali melanggar kesepakatan itu. Pemerintah AS tidak merinci apa-apa saja yang telah dilanggar oleh Rusia. Namun, sejumlah sumber menyebutkan bahwa Washington mengeluhkan pengerahan rudal-rudal 9M729 oleh Rusia yang, menurut Washington, bisa menjangkau jarak 500 kilometer yang berarti melanggar kesepakatan.
”Rusia telah melanggar kesepakatan itu selama bertahun-tahun. Saya tidak tahu mengapa Presiden Obama tidak melakukan negosiasi atau menarik diri. Kita tidak akan membiarkan mereka melanggar kesepakatan nuklir dan mengembangkan persenjataannya, sedangkan kita tidak diizinkan melakukan pengembangan,” kata Trump.
Penasihat Keamanan AS, John Bolton, menurut rencana, pekan ini akan bertemu Menlu Rusia Sergei Lavrov dan pejabat Dewan Keamanan Nikolai Patrushev. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, terbuka kemungkinan Bolton juga akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pembalasan
Sejumlah pejabat Rusia serentak mengecam langkah AS yang dinilai akan mengancam perdamaian dunia. Wakil Menlu Rusia Sergei Ryabkov, seperti dikutip kantor berita TASS, menyebut langkah AS sangat berbahaya dan tidak akan dimengerti oleh komunitas internasional.
”Jika AS terus bertindak sembrono dan kasar, serta menarik diri dari perjanjian-perjanjian internasional secara unilateral, kami tidak memiliki pilihan selain akan mengambil langkah-langkah balasan, termasuk melibatkan teknologi militer,” ujarnya.
Ryabkov juga menolak tuduhan AS bahwa Rusia telah melanggar kesepakatan dan melempar balik tudingan itu kepada AS. ”Kami tidak pernah melanggar dan selama ini menjaga diri dengan sangat ketat. Kami telah menunjukkan kesabaran terhadap begitu banyak pelanggaran yang dilakukan AS terhadap kesepakatan itu,” kata Ryabkov.
Unipolar
Sejumlah pejabat Rusia memperkirakan langkah kontroversial AS itu didorong oleh motif untuk menjadi kekuatan tunggal di dunia. ”Ada mimpi untuk menjadikan dunia unipolar. Dan sepertinya Traktat INF akan menghambat upaya AS untuk mendominasi secara total kekuatan militer dunia,” ujar sebuah sumber di Kemenlu Rusia kepada kantor berita RIA Novosti.
Menurut Rusia, Washington telah menjalankan pendekatan ini selama bertahun-tahun dan selangkah demi selangkah menghancurkan fondasi kesepakatan.
”Ini merupakan bagian dari kebijakan AS untuk menarik diri dari kesepakatan legal internasional yang mengikat tanggung jawab yang setara untuk AS dan mitra-mitranya,” kata senator Rusia, Alexei Pushkov, melalui akun Twitter-nya.
Penarikan diri AS dari Traktat INF juga bisa mengarah pada posisi China. Sebagai pihak yang tidak ikut tanda tangan Traktat INF, China bebas untuk mengembangkan rudal-rudalnya tanpa hambatan. Menurut Trump, AS akan terus mengembangkan persenjataan kecuali Rusia dan China sepakat tidak memiliki dan mengembangkannya. (AP/AFP/REUTERS/MYR)