Ketika Kim Jong Nam tewas pada 13 Februari 2017 di Bandara Kuala Lumpur, dunia cukup terkejut. Ia tewas akibat terkena racun saraf VX yang dikembangkan untuk keperluan perang. Salah satu terdakwanya, Siti Aisyah asal Indonesia, sedang berada dalam proses peradilan di Malaysia. Sebelum insiden itu, Siti bersama terdakwa lainnya, Doan Thị Huong yang asal Vietnam, dilaporkan berlatih melakukan ”adegan untuk keperluan siaran televisi” yang urut-urutannya menyerupai aksi mereka saat memberikan racun VX kepada Kim Jong Nam.
Pihak Siti mengaku tidak tahu materi yang diusapkan ke Kim Jong Nam adalah racun mematikan dan insiden di bandara Kuala Lumpur merupakan pembunuhan. Menurut dia, apa yang dilakukan terhadap Kim Jong Nam adalah ”adegan siaran televisi”.
Sejumlah warga Korut yang diduga ”mempersiapkan” Siti dan Doan dalam peristiwa itu sampai sekarang tidak jelas berada di mana. Mereka meninggalkan Malaysia tidak lama setelah kematian Kim Jong Nam, saudara satu ayah dengan Pemimpin Korut Kim Jong Un. Sejumlah laporan menyebutkan, sebelum insiden di Kuala Lumpur itu, beberapa kali percobaan pembunuhan dilakukan terhadap Kim Jong Nam.
Pada 2 Oktober 2018, warga Arab Saudi, Jamal Khashoggi, memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki. Kekasihnya, Hatice Cengiz, yang merupakan warga Turki, menunggu di luar. Khashoggi datang ke konsulat untuk mengambil surat yang menyatakan dirinya tidak beristri. Surat ini dibutuhkan untuk kelengkapan administrasi menikah dengan Cengiz. Sampai sekarang, Cengiz tidak pernah bertemu lagi dengan Khashoggi.
Media Turki menulis laporan, ada rekaman yang menunjukkan Khashoggi disiksa, dimutilasi hingga mati di dalam konsulat. Adapun pihak Saudi semula berkeras bahwa Khashoggi sudah keluar dari gedung konsulat, tetapi mereka kini mengakui mantan orang dekat penguasa Saudi itu meninggal di konsulat.
Kematian Khashoggi, wartawan yang terakhir menjadi kolumnis The Washigton Post, diakui Arab Saudi karena oleh ”perkelahian”. Belasan orang ditahan dan sejumlah petinggi sudah dipecat oleh Riyadh.
Gara-gara kasus Khashoggi, menteri-menteri, sejumlah pemimpin top perusahaan, dan tokoh lainnya menyatakan tak akan hadir dalam hajatan besar ekonomi di Arab Saudi pada bulan ini. Pengakuan Arab Saudi bahwa Khashoggi meninggal di konsulat tidak menyurutkan respons dunia internasional. Beberapa kalangan kini meminta agar orang yang memberikan perintah pada tim yang menemui Khashoggi di konsulat diungkap.
The Wall Street Journal edisi 20 Oktober 2018 menulis, berdasarkan sumber yang dekat dengan keluarga Kerajaan Arab Saudi, respons dunia atas hilangnya Khashoggi pada awal Oktober semula dianggap sepele oleh mereka.
Namun, situasi kian tegang, seperti gelindingan bola salju. Makin banyak pihak yang marah. Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman terkejut. Menurut orang- orang yang belum lama ini berinteraksi dengan sang pangeran, ia tidak mengerti mengapa hilangnya Khashoggi menjadi masalah besar.
The Wall Street Journal juga menulis, kebingungan Sang Pangeran segera berubah menjadi kemarahan. ”Dia benar-benar terkejut bahwa ada reaksi besar terhadapnya,” ujar seseorang yang dekat dengan Istana Saudi. ”Dia merasa dikhianati oleh Barat. Dia mengatakan akan mencari ke tempat lain dan tak akan lupa bagaimana orang-orang berbalik melawan dia saat belum ada bukti yang dihasilkan.”
Kita tidak tahu lanjutan tragedi Khashoggi. Namun, dibandingkan dengan Kim Jong Nam, ada beberapa catatan yang bisa dibuat dalam kasus Khashoggi. Pertama, Khashoggi bagaimanapun, adalah wartawan, simbol kebebasan masyarakat, sedangkan Kim Jong Nam bukan wartawan, bahkan merupakan anggota keluarga penguasa. Kedua, Kim Jong Nam tewas di bandara atau di tempat umum, sementara Khashoggi meninggal di dalam konsulat yang sama sekali bukan tempat umum.
Akan tetapi, ada satu kesamaan di antara dua kasus itu: negara asal Khashoggi dan Kim Jong Nam sama-sama memberikan sinyal ingin mengubah diri. Korut hendak fokus pada pembangunan ekonomi, sementara Arab Saudi memberi isyarat hendak membangun masyarakat yang lebih moderat. Semoga kasus Khashoggi tidak membuat perubahan di Arab Saudi berbalik arah.