Trump Tuduh Saudi Bohong
Donald Trump dan para pemimpin Eropa menginginkan penjelasan lebih lanjut soal tewasnya wartawan Jamal Khashoggi yang hingga kini belum diketahui keberadaan jenazahnya.
WASHINGTON, MINGGU Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuding Arab Saudi berbohong tentang pembunuhan wartawan senior Jamal Khashoggi. Ini merupakan komentarnya yang paling keras dalam kasus itu.
Meski demikian, ia tak mau mengatakan bahwa Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman—yang tangan kanan dan pengawalnya diduga terlibat dalam pembunuhan Khashoggi—perlu diganti sebagai calon pemimpin Arab Saudi.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam wawancara Trump dengan koran The Washington Post yang dipublikasikan pada Sabtu (20/10/2018). ”Jelas ada penipuan dan ada kebohongan-kebohongan,” kata Trump.
Arab Saudi semula bersikeras menyatakan bahwa Khashoggi, yang memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, telah keluar dari konsulat tanpa terluka pada 2 Oktober lalu. Sabtu dini hari, Riyadh mengeluarkan pernyataan bahwa Khashoggi tewas di dalam konsulat akibat perkelahian baku hantam dengan beberapa orang. ”Cerita mereka (Saudi) berantakan,” ujar Trump.
AS dan Arab Saudi adalah dua negara yang sudah puluhan tahun menjadi mitra strategis. Arab Saudi selama ini memainkan peran sebagai sekutu AS untuk menghadapi Iran dan kelompok militan serta merupakan pembeli terbesar senjata buatan AS.
Trump tak mau menyebut Pangeran Mohammed, pemimpin de facto di Arab Saudi, sebagai orang yang harus bertanggung jawab dalam kasus Khashoggi.
”Tak seorang pun mengatakan kepada saya, dia harus bertanggung jawab. Tak seorang pun mengatakan, dia yang harus bertanggung jawab. Kita belum sampai pada titik itu. Saya belum dengar yang sebaliknya,” kata Trump.
Bukan hanya Trump, para pemimpin Eropa, hingga Sabtu (20/10) malam, juga belum puas dengan penjelasan Arab Saudi soal kematian Khashoggi. Mereka meminta penjelasan lebih lanjut soal peristiwa itu.
Perancis dan Uni Eropa mendesak agar dilakukan penyelidikan mendalam untuk mencari tahu apa yang terjadi pada Khashoggi setelah dia memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Pejabat Turki mencurigai Khashoggi tewas dibunuh di dalam konsulat oleh tim agen Arab Saudi dengan kondisi tubuh dimutilasi.
Minta transparansi
Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian mendesak agar dilakukan penyelidikan penuh. Kanselir Jerman Angela Merkel dalam pernyataan bersama dengan Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan bahwa pernyataan Saudi itu tidak memadai.
”Kami mengharapkan transparansi Arab Saudi mengenai kematiannya. Informasi yang ada soal peristiwa di Konsulat Arab Saudi di Istanbul tak memadai,” demikian pernyataan Jerman.
Inggris mengatakan, laporan Pemerintah Arab Saudi tentang kematian Khashoggi tidak kredibel dan para pelakunya harus dimintai pertanggungjawaban.
Inggris juga ragu atas penjelasan Pemerintah Arab Saudi yang dinilai terlambat dan menyatakan bahwa Khashoggi tewas dalam perkelahian di dalam konsulat. ”Saya berpikir pernyataan itu tidak kredibel,” kata Dominic Raab, Menteri Urusan Brexit, kepada BBC.
Ketidakjelasan jenazah
Hingga Minggu kemarin, Arab Saudi belum mengungkapkan di mana jenazah Khashoggi setelah terbunuh. Seorang pejabat senior Turki, Sabtu, mengatakan bahwa para penyelidik Turki segera mencari tahu apa yang terjadi pada jenazah Khashoggi. Kamis pekan lalu, Ankara menyatakan bahwa jenazah Khashoggi mungkin telah dibuang di Belgrad Forest yang berdekatan dengan Istanbul dan di sebuah lokasi perdesaan di dekat kota Yalova, 90 kilometer selatan Istanbul.
Sumber di Turki menambahkan, pihak berwenang memiliki rekaman suara terkait peristiwa tewasnya Khashoggi di konsulat.
Minggu kemarin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, dirinya akan mengeluarkan semua pernyataan yang dibutuhkan terkait tewasnya Khashoggi dalam rapat dengan anggota parlemen dari partainya, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), Selasa besok.
(REUTERS/AFP/LOK)