NEW YORK, SELASA — Bahan peledak ditemukan di rumah triliuner George Soros, Senin (22/20/2018), di New York, Amerika Serikat. Bahan peledak itu diselipkan di kotak surat.
Soros dikenal sebagai spekulan mata uang di sejumlah negara. Di Asia Tenggara, ia dikenal karena dituding terlibat pelemahan mata uang Indonesia dan Thailand pada 1998.
Kepolisian New York dan Badan Penyidik Federal AS (FBI) mendapat telepon dari kediaman Soros pada Senin sore waktu New York atau Selasa dini hari waktu Jakarta. Salah satu pekerja di rumah Soros menemukan paket mencurigakan di kotak surat.
Pekerja itu kemudian meletakkan benda mencurigakan di halaman lalu menghubungi polisi. Oleh polisi, informasi itu diteruskan pula ke FBI. Tim penjinak bom kepolisian New York dan unit antiterorisme FBI diterjunkan ke sana. Bahan peledak itu dijinakkan sebelum menimbulkan masalah.
Tidak ada ancaman terhadap masyarakat dan belum ada komentar lebih lanjut untuk saat ini.
Saat paket itu ditemukan, Soros tidak di rumah. Penegak hukum AS menyebut Soros salah satu orang yang paling kerap diancam kelompok ekstremis kanan di AS.
Soros, imigran Hongaria, mendapat kekayaan dari lembaga investasi dan lindung nilai. Kini, ia lebih banyak aktif di kegiatan amal dan politik. Soros dikenal sebagai salah satu penyumbang Partai Demokrat. Ia menyumbang untuk John Kerry, Barack Obama, dan Hillary Clinton. Untuk Clinton, ia tercatat menyumbang 25 juta dollar AS. Meskipun demikian, ia menyatakan bukan pendukung Partai Demokrat.
Lewat Open Society Foundation, ia mempromosikan HAM dan demokrasi. Soros sudah menghabiskan 18 miliar dollar AS di yayasan itu. (AFP)