MOSKWA, SELASA—Pemerintah Amerika Serikat akan tetap pada pendirian untuk menarik diri dari pakta nuklir meski ditentang Rusia dan sejumlah negara Eropa. Sikap AS ini tidak berubah meskipun Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton sudah berbicara selama 90 menit dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam pertemuan, Selasa (23/10/2018), itu disepakati akan ada rencana pertemuan Putin dengan Presiden AS Donald Trump di Paris, Perancis, bulan depan.
”Sekarang ada realitas strategis yang baru,” kata Bolton. Ia mengatakan, sikap AS itu diambil karena AS menilai pakta nuklir era Perang Dingin itu belum mampu menangani ancaman nuklir baru dari China, Iran, dan Korea Utara. Bagi AS, pakta nuklir lama itu mubazir.
Bolton mengakui, secara resmi AS memang belum mengajukan surat mundur dari pakta nuklir. Namun, akan diajukan segera dan proses itu membutuhkan waktu beberapa bulan. AS berpandangan pakta nuklir itu ketinggalan zaman. Negara lain malah bebas membuat rudal balistik jarak menengah dan rudal jelajah, sementara AS terbelenggu akibat pakta itu. Bolton mengingatkan, dahulu ada usaha memperluas pakta dengan melibatkan negara lain, tetapi gagal.
Rusia memperingatkan, jika AS tetap memaksa keluar dari pakta nuklir ini, Rusia akan melakukan hal yang sama untuk memulihkan keseimbangan militer. Pakta nuklir menyepakati semua rudal nuklir dan konvensional jarak dekat dan menengah milik AS dan Rusia di Eropa harus dimusnahkan.
Tanpa pakta nuklir, beberapa negara Eropa khawatir AS akan menyebarkan rudal nuklir jarak menengah ke arah Eropa lagi dan Rusia juga akan menyebarkan rudal yang sama ke Kaliningrad hingga membuat Eropa sekali lagi menjadi medan perang nuklir seperti di masa Perang Dingin.
Namun, Bolton menegaskan, AS belum akan melakukan itu di Eropa. Peringatan Rusia kepada AS itu dinilai Bolton melenceng dan peringatan itu tak akan terjadi. Sama seperti ketika Eropa memperingatkan AS saat AS memilih mundur dari pakta antirudal balistik pada 2002. ”Dulu ancaman atau peringatan itu tak dilakukan dan tidak akan terjadi juga sekarang,” kata Bolton.
Nuklir Rusia
Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengingatkan, dunia tidak membutuhkan Perang Dingin dan perlombaan senjata yang baru. ”Saya juga yakin tidak ada negara sekutu NATO yang menyebarkan senjata nuklir di Eropa gara-gara program rudal Rusia yang baru,” ujarnya.
Pernyataan Stoltenberg keluar setelah Trump mengatakan Washington siap membangun kekuatan nuklir AS sebagai respons atas program nuklir SSC-8 Rusia. Trump menilai apa yang dilakukan Rusia melanggar pakta nuklir 1987. Ia menilai justru Rusia yang memancing masalah dengan adanya rudal itu.
Negara-negara anggota NATO akan membahas implikasi rudal Rusia ini dalam waktu dekat.