OSLO, KAMIS - Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO, menggelar latihan perang terbesar sejak era Perang Dingin. Kegiatan ini berlangsung di wilayah Norwegia yang berbatasan dengan Rusia, 25 Oktober sampai 7 November.
Latihan yang diikuti 29 negara anggota NATO itu melibatkan 50.000 tentara, 250 pesawat, dan 10.000 tank serta kendaraan tempur darat. Dengan suhu udara di bawah nol derajat celsius, tentara merasakan kondisi berat ”mempertahankan” sayap utara Eropa.
Rusia yang berbatasan dengan Norwegia telah diberi penjelasan oleh NATO dan diundang untuk memonitor latihan perang. Namun, Rusia masih berang dengan kegiatan itu.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu memperingatkan bahwa Moskwa kini dipaksa untuk merespons aktivitas NATO yang meningkat di perbatasan yang dekat dengan Rusia. ”Aktivitas militer NATO di dekat perbatasan kami telah mencapai tingkat tertinggi sejak Perang Dingin. Latihan perang akan menjadi simulasi aksi militer,” papar Shoigu.
Latihan militer bertajuk ”Simpang Trident 2018” mencakup wilayah tengah dan timur Norwegia, Atlantik Utara, dan Laut Baltik. Skenario latihan adalah memulihkan kedaulatan salah satu negara Skandinavia setelah diserang agresor fiktif.
”Masing-masing kekuatan sudah berada di posisinya. Mereka saling berintegrasi dan memulai pelatihan tempur untuk operasi perang besar selama dua pekan ke depan,” tutur Kolonel Eystein Kvarving di markas besar bersama.
Para menteri luar negeri dan pertahanan negara-negara Nordik, lewat tulisan opini bersama di koran terbesar Swedia, Dagens Nyheter, menyebutkan, tidak melihat ada ancaman terhadap mereka. ”Namun, kita hidup di era yang tak bisa diprediksi,” kata mereka.
”Rusia telah menunjukkan kemauan dan kemampuan menggunakan kekuatan militer untuk meraih tujuan strategisnya,” tulis Peter Hultqvist (Swedia), Frank Bakke Jensen (Norwegia), Claus Hjort Frederiksen (Denmark), Jussi Niinisto (Finlandia), dan Gudlaugur Thor Thordarson (Islandia).
Disebutkan bahwa serangan siber dan disinformasi telah digunakan secara aktif untuk memecah belah rakyat Eropa dan Amerika Serikat. ”Hal ini menjadi tantangan bagi institusi-institusi demokratik”.
Rusia bulan lalu menggelar latihan perang terbesar, Vostok 2018, di perbatasan China, yang melibatkan 300.000 tentara, termasuk dari China.