MOSKWA, KOMPAS — Masalah pembelian gedung Kedutaan Besar RI untuk Rusia akan segera dibahas dengan kementerian luar negeri negara itu. Rusia telah menghubungi Duta Besar RI Wahid Supriyadi untuk mengagendakan pembahasan pembelian gedung.
”Pembicaraan antara Ketua DPD (Dewan Perwakilan Daerah) dan Ketua Duma Negara sangat positif. Bahkan, Komite Luar Negeri Rusia sudah menghubungi,” kata Wahid, Rabu (24/10/2018) malam, seusai sosialisasi empat pilar kebangsaan oleh DPD dengan warga negara Indonesia yang berada di Moskwa, di Kantor Kedubes RI.
Sebelumnya, Ketua DPD Oesman Sapta Odang bertemu Ketua Dewan Federasi Majelis Federal Rusia Valentina Matvienko dan Ketua Duma Negara Rusia VV Volodin. Persoalan pembelian gedung untuk kantor kedutaan disinggung dalam pertemuan.
Menurut Wahid, dari awal RI ingin membeli gedung baru karena gedung yang saat ini digunakan tidak bisa dimiliki. Gedung yang dipakai sekarang termasuk peninggalan bersejarah dan akan direnovasi total oleh Pemerintah Rusia.
Bangunan itu berada di wilayah ring 1 Rusia, berjarak 2,5 kilometer dari Kremlin. Ukuran gedung tidak terlampau besar dan tidak memiliki ruang pertemuan yang mampu menampung 100 orang. ”Kita membutuhkan lokasi yang lebih besar. Gedung ini tidak bisa muat untuk 60-70 orang,” ujar Wahid menjelaskan.
Menurut dia, RI membutuhkan persetujuan dari Pemerintah Rusia. ”Kita sudah mengajukan surat (permintaan izin pembelian gedung) sejak 7 bulan lalu, tetapi tidak ada jawaban. Makanya, kehadiran DPD kita manfaatkan untuk mendesak agar kita memiliki gedung baru,” tutur Wahid.
Lokasi gedung yang akan dibeli berada di ring 2. Gedung relatif masih baru untuk ukuran bangunan di Moskwa karena dibangun pada 2006. Gedung baru berukuran tiga kali lebih besar dibandingkan dengan bangunan kedutaan lama. Harga yang ditawarkan sekitar 900.000 dollar AS.
Oesman mengatakan, hubungan RI dengan Rusia sudah meningkat dan akan makin meningkat lagi. Nilai perdagangan RI dan Rusia pada 2017 mencapai 2,3 miliar dollar AS. Ditargetkan, pada 2020, nilai perdagangan meningkat menjadi 5 miliar dollar AS.
”Pasti ada peningkatan kinerja sehingga butuh tempat yang betul-betul strategis dan bisa menampung tenaga kita sendiri serta staf KBRI,” ujar Oesman.
Dalam pertemuan dengan Duma Negara, Volodin menanggapi positif rencana pembelian gedung tersebut. Ia bahkan mengundang Oesman kembali ke Moskwa sebelum gedung Kedutaan Besar RI untuk Rusia yang baru akan diresmikan.