Erdogan Tuntut Arab Saudi Tunjukkan Keberadaan Jasad
Oleh
·3 menit baca
ISTANBUL, JUMAT - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta Arab Saudi memberi tahu lokasi jasad Jamal Khashoggi berada. Selain itu, ia juga meminta identitas ”orang lokal” yang konon membawa tubuh korban pembunuhan setelah selesai dieksekusi oleh agen-agen Saudi.
Hal ini dikemukakan Erdogan saat berbicara di fraksi Partai AK, di parlemen, Jumat (26/10/2018). Teka-teki keberadaan jenazah Khashoggi belum terjawab. Arab Saudi, selain mengakui jurnalis itu dibunuh di kantor konsulatnya di Istanbul, belakangan pada Kamis (25/10) menyatakan, pembunuhan itu sudah terencana. Pengakuan ini sebenarnya bukan hal baru karena Erdogan sudah mengungkapkan hal serupa. Hanya saja, pernyataan dari Arab Saudi menjadi konfirmasi yang sangat ditunggu-tunggu banyak kalangan.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di tempat terpisah mempertanyakan hal serupa dengan yang disampaikan Erdogan. ”Di mana (jasadnya)? Kalian mengakui mereka melakukannya, tetapi mengapa mereka tidak mengatakan (di mana),” ungkap Cavusoglu dalam jumpa pers di Ankara, Jumat. ”Keluarganya juga ingin tahu dan ingin memberi penghormatan terakhir.”
Sementara itu, Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA) Gina Haspel, Kamis silam, memberi penjelasan kepada Presiden Donald Trump tentang fakta temuan setelah dia pulang dari Turki. Gedung Putih tidak memberi keterangan tentang pertemuan Haspel dengan Trump. Haspel sebelumnya mendengarkan rekaman suara pembunuhan Khashoggi yang dimiliki aparat keamanan Turki. Saudi mengakui adanya perencanaan pembunuhan setelah Haspel diperdengarkan audio tersebut.
Pihak Saudi yang sudah mengakui menahan 18 orang terkait pembunuhan Khashoggi sampai sekarang belum juga mengungkap di mana mayat korban pembunuhan itu disimpan.
Laporan yang bertolak belakang bermunculan tentang apakah investigator Turki sudah memeriksa sumur di halaman konsulat sebagai bagian dari penyelidikan. Harian Yeni Safak, Jumat, menulis, investigator sudah mengosongkan sumur dan tengah menanti hasil analisis air guna memastikan apakah ada tubuh manusia yang dibenamkan di situ atau tidak. Namun, koran Sabah yang juga merupakan media propemerintah mengabarkan bahwa pihak Arab Saudi belum memberikan izin kepada Turki untuk memeriksa sumur.
Media Turki memublikasikan pula gambar yang diperoleh dari kamera keamanan yang menunjukkan upaya ”pencarian” di sebuah hutan di pinggiran Istanbul sebelum Khashoggi dieksekusi. Dalam gambar yang antara lain ditayangkan di televisi TRT terlihat mobil berwarna hitam dengan nomor diplomatik masuk ke dalam hutan.
Sumber keamanan di Turki mengatakan, penyidik sudah menelusuri kemungkinan jasad wartawan yang sering mengkritisi Pemerintah Arab Saudi itu disembunyikan di dalam hutan tersebut.
Sejak muncul kabar hilangnya Jamal Khashoggi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018, keterangan antara Saudi dan Turki cenderung berbeda. Arab Saudi pada awalnya menyatakan bahwa jurnalis senior yang kini bekerja untuk Washington Post itu sudah meninggalkan konsulat. Sebaliknya, Turki berkeras bahwa Khashoggi, sejak masuk mengurus dokumen perlengkapan perkawinan, belum keluar dari konsulat.
Sementara media Turki dari berbagai sumber mengabarkan bahwa warga Saudi itu sudah tewas dibunuh. Saat informasi ini beredar luas, Pemerintah Saudi akhirnya membenarkan tentang tewasnya Khashoggi di tempat sebagaimana yang diberitakan media setempat. Namun, Arab Saudi mengelak bahwa peristiwa itu merupakan pembunuhan. Khashoggi, menurut versi Pemerintah Saudi, tewas akibat perkelahian dengan belasan orang yang berada di kantor konsulatnya.
Selain menahan 18 orang yang semuanya sudah berada di luar Turki, Arab Saudi juga menyatakan telah memecat dua petingginya yang dianggap bertanggung jawab atas tewasnya Jamal Khashoggi.