Forum Kuartet Istanbul Serukan Gencatan Senjata di Suriah
Oleh
Benny D. Koestanto
·3 menit baca
ISTANBUL, MINGGU – Meskipun dinilai masih rapuh, pemimpin Turki, Rusia, Perancis, dan Jerman menyerukan gencatan senjata wajib dipertahankan di Idlib yang dikuasai pemberontak Suriah. Pertemuan puncak utama forum kuartet Istanbul yang bertujuan menemukan solusi politik bagi perang sipil di Suriah yang telah berlangsung selama tujuh tahun.
Dalam pernyataan bersama yang diadopsi pada akhir pembicaraan di Istanbul, keempat negara "menekankan pentingnya gencatan senjata abadi, serta menggarisbawahi perlunya untuk terus memerangi terorisme". Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang membacakan pernyataan itu, memuji "kemajuan" menyusul kesepakatan bulan lalu antara pendukung Suriah-rezim Rusia dan Turki yang mendukung-pemberontak. Mereka sepakat menciptakan zona penyangga di sekitar provinsi barat laut Idlib.
Erdogan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Perancis Emmanuel Macron, dan Kanselir Jerman Angela Merkel dalam pembicaraan panjang tentang konflik Suriah. Pembicaraan itu digelar setelah satu minggu kekerasan yang meningkat di Idlib, memuncak dalam serangan artileri Suriah yang menewaskan tujuh warga sipil, Jumat pekan lalu.
Pernyataan itu juga menyerukan komite dibentuk untuk menyusun rancangan konstitusi pasca-perang Suriah sebelum akhir tahun. Keberadaannya diharapkan menjadi pembuka jalan bagi pemilihan umum yang bebas dan adil di negara yang dilanda perang itu.
Kandas
Sebuah rencana Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk sebuah komite yang bertugas menulis konstitusi kandas pekan ini. Menurut utusan khusus PBB, Staffan de Mistura, yang menghadiri forum itu mengatakan Damaskus menolak PBB memiliki peran dalam proses seleksi.
Keempat pemimpin di Istanbul bersumpah untuk bekerja "bersama-sama dalam rangka menciptakan kondisi untuk perdamaian dan stabilitas di Suriah" dan "mendorong solusi politik dan memperkuat konsensus internasional".
Pernyataan forum itu juga berbicara tentang "kebutuhan untuk memastikan akses organisasi yang cepat, aman dan tanpa hambatan di seluruh Suriah dan bantuan kemanusiaan segera untuk menjangkau semua orang yang membutuhkan." Forum itu mengatasi penderitaan jutaan orang yang mengungsi karena konflik yang berkepanjangan. Dikatakan bahwa kondisi yang mendorong kembalinya para pengungsi dengan aman dan sukarela perlu dibuat.
Setelah konferensi pers bersama di Istanbul, Macron mendesak Rusia untuk menekan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mewujudkan "gencatan senjata stabil dan abadi di Idlib". "Kami mengandalkan Rusia untuk melakukan tekanan yang sangat jelas terhadap rezim yang bergantung padanya untuk bertahan hidup," katanya. Namun Putin memperingatkan bahwa jika "radikal" diartikan sebagai aksi bersenjata dari zona Idlib, Rusia berhak untuk memberikan bantuan aktif kepada pemerintah Suriah dalam mengeliminasi sumber ancaman teroris itu
Sementara itu Merkel mengatakan bahwa para pemimpin memiliki tugas untuk mencegah bencana kemanusiaan lain. "Tantangannya adalah mengakhiri dua perang: Perang melawan teror dan perang rezim terhadap sebagian besar penduduknya sendiri," katanya. "Kita harus maju dengan proses politik yang pada akhirnya harus ada pemilu bebas terbuka bagi semua warga Suriah - termasuk mereka yang diaspora.” Erdogan yang adalah lawan vokal Assad, mengatakan bahwa Suriah sendiri yang akan memutuskan nasib presiden, baik dengan dorongan dari dalam maupun luar negara itu. (AFP/AP)