PARIS, SELASA -- Presiden Perancis Emmanuel Macron di Paris, Selasa (6/10/2018), menyerukan pembentukan ”tentara Eropa sejati” sebagai penanda satu abad gencatan senjata Perang Dunia I. Di mata Macron, hal itu diperlukan agar Eropa dapat mempertahankan diri menghadapi Rusia, bahkan Amerika Serikat.
Macron yang telah mendorong adanya pasukan Uni Eropa bersama sejak berkuasa tahun lalu mengatakan, Eropa perlu mengurangi ketergantungannya pada kekuatan AS.
Sikap antisipatif sekaligus waspada dinilai perlu, becermin dari sikap Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengumumkan penarikan diri dari perjanjian nuklir era Perang Dingin.
”Kita harus melindungi diri kita sendiri tanpa mengurangi rasa hormat kepada China, Rusia, dan bahkan AS. Ketika saya melihat Presiden Trump mengumumkan bahwa dia keluar dari perjanjian perlucutan senjata utama yang dibentuk setelah krisis rudal Eropa pada 1980-an yang melanda Eropa, siapa yang menjadi korban utamanya? Ya, Eropa dan keamanannya,” kata Macron kepada stasiun radio Eropa 1.
Kita tidak akan melindungi orang Eropa kecuali kita memutuskan untuk memiliki tentara Eropa sejati.
Wawancara itu dilakukan pada Minggu (4/11) malam di Verdun, kota di bagian timur laut Perancis. Ia sengaja berkunjung ke kota itu saat peringatan satu abad gencatan senjata Perang Dunia I.
Kala itu, Verdun adalah kota yang menjadi bagian dari front Barat. ”Kita tidak akan melindungi orang Eropa kecuali kita memutuskan untuk memiliki tentara Eropa sejati,” katanya.
Ancaman Rusia
Saat ini juga Macron dimintai tanggapan soal keberadaan Rusia. Rusia dikatakan berada di perbatasan Eropa dan telah menunjukkan keberadaan yang dapat menjadi ancaman nyata bagi Eropa itu sendiri.
”Kita membutuhkan Eropa yang membela dirinya sendiri dengan lebih baik, tanpa bergantung pada AS, dengan cara yang lebih berdaulat,” kata Macron.
Uni Eropa meluncurkan dana pertahanan gabungan multi-miliar euro pada tahun lalu yang dirancang untuk mengembangkan kapasitas militer Eropa dan membuat benua itu lebih mandiri secara strategis.
Perancis juga memelopori pembentukan pasukan sembilan negara yang dirancang untuk mampu dengan cepat meningkatkan operasi militer gabungan, evakuasi dari zona perang, ataupun memberikan bantuan atas sebuah kondisi di tengah bencana alam.
”Perdamaian di Eropa cukup rawan,” kata Macron. ”Kita telah terpukul oleh upaya intrusi di ruang siber dan beberapa intervensi di negara kita yang demokratis,” katanya dalam referensi nyata ke arah Rusia.
Macron pun memperingatkan adanya sebuah ”kekuatan otoriter yang muncul dan mempersenjatai diri kembali dalam kawasan perbatasan di Eropa”. Dia telah memperingatkan meningkatnya nasionalisme sejumlah negara.
Peringatan itu disampaikannya saat Perancis mempersiapkan diri menjadi tuan rumah peringatan seabad gencatan senjata Perang Dunia I. Puluhan pemimpin dunia, termasuk Presiden Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin, diundang dalam peringatan itu.
Dia mengulangi peringatannya bahwa dirinya cukup dikejutkan oleh kesamaan dunia saat ini dengan krisis keuangan dan nasionalisme yang dimainkan di tengah ketakutan warga, layaknya era 1930-an.
”Kedamaian dan kemakmuran yang dinikmati Eropa 70 tahun terakhir adalah momen emas dalam sejarah kita,” katanya seraya berkata, jika diukur dengan hitungan ribuan tahun, 70 tahun teramatlah singkat. (AFP/BEN)