SAN SALVADOR, KAMIS — Pemerintah China akan memberikan bantuan dana sebesar 150 juta dollar AS kepada Pemerintah El Salvador untuk membantu pengembangan proyek-proyek sosial dan teknologi di negara itu. Bantuan itu sekaligus mengisyaratkan cengkeraman China yang lebih dalam di kawasan Amerika Latin yang membuat Washington khawatir.
Presiden Salvador Sanchez Ceren, kemarin, berbicara di televisi lokal setelah menyelesaikan perjalanan ke China. Ini merupakan kunjungan pertama pemimpin Salvador setelah kedua negara memperbarui hubungan diplomatik, Agustus lalu. Menurut Ceren, ia bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dan keduanya menyetujui bekerja sama dalam 13 proyek.
Pada awal tahun ini, El Salvador memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan dan beralih ke China. Salvador mengikuti langkah Dominika dan Panama yang juga beralih dari Taiwan ke China. Langkah tersebut direspons oleh Washington dengan menarik duta besarnya dari kawasan itu.
”Pertemuan bersejarah itu mengonfirmasi bahwa penguatan hubungan diplomatik dengan China merupakan keputusan terpenting dalam kebijakan luar negeri pemerintahan saya,” kata Ceren. Di Beijing, jubir Deplu China, Hua Chunying, menyatakan bahwa kedua negara sepakat untuk bekerja sama dalam sejumlah proyek. ”China bersedia membantu apa yang dibutuhkan dalam pembangunan sosial dan ekonomi El Salvador. Bantuan ini akan difokuskan pada kebutuhan kesejahteraan rakyat di El Salvador,” kata Chunying.
Beijing juga akan mengirim tiga ribu ton beras untuk membantu rakyat El Salvador yang menderita akibat kekeringan berkepanjangan pada bulan Juli dan banjir besar pada Agustus lalu.
Dominika dan Panama
Akhir pekan lalu, Xi Jinping bertemu dengan Presiden Dominika Danilo Medina. Dalam pertemuan itu, Medina menyatakan kembali dukungannya kepada prinsip ”Satu China” dan sepakat untuk bekerja sama dalam proyek infrastruktur ”Prakarsa Sabuk dan Jalan”. keduanya kemudian menandatangani 18 kesepakatan, termasuk infrastruktur, investasi, keuangan, dan penerbangan sipil.
Dominika memutuskan hubungan dengan Taiwan, Mei lalu. ”Keputusan Republik Dominika untuk beralih dari Taipei ke Beijing adalah keputusan politik tanpa syarat. Hal yang sama juga terjadi pada El Salvador dan Panama,” kata pejabat China itu.
China mengatakan bahwa hubungan baru dengan Dominika ataupun dengan El Salvador dan Panama ”tidak untuk menyasar pihak ketiga”. Medina pada Sabtu lalu membuka Kedutaan Besar Dominika di Beijing.
Sementara Presiden Panama Juan Carlos Varela yang telah bertemu Xi Jinping, akhir tahun lalu, direncanakan menghadiri acara ekspo di Beijing yang dibuka oleh Xi, pekan ini.
Hanya tinggal 17 negara yang saat ini menjalin hubungan diplomatik dengan Taiwan. Amerika Serikat walaupun mengakui prinsip ”Satu China” tetap menjalin hubungan dengan Taiwan, termasuk penjualan senjata. (AFP/REUTERS/MYR)