NEW YORK, SELASA Sebanyak 12 juri sudah terpilih untuk sidang gembong narkoba Joaquin ”Ël Chapo” Guzman (61). Persidangan nantinya akan dijaga sangat ketat demi menjaga kemungkinan gangguan keamanan.
Jaksa penuntut di pengadilan Distrik Brooklyn, Amerika Serikat, Selasa (13/11/2018), menyampaikan dakwaan yang terdiri atas 11 tuduhan, antara lain penyelundupan narkoba, senjata api, dan uang. ”Ël Chapo” Guzman, yang diekstradisi dari Meksiko sejak Januari 2017, dipenjara dengan keamanan maksimal. Dia dikurung 23 jam sehari dan hanya boleh keluar kamar 1 jam.
Ke-12 juri yang akan menentukan nasib ”Ël Chapo” itu dipilih secara selektif dari 45 orang yang masuk dalam daftar. Mereka terdiri dari tujuh perempuan dan lima pria. Demi menjaga keamanan, nama-nama mereka tidak dibuka.
Perlakuan terhadap warga asal Meksiko ini memang ekstra ketat. Bahkan istrinya, Emma Coronel (29), mantan ratu kecantikan, serta dua anak kembarnya yang berumur tujuh tahun, tidak boleh berkomunikasi atau kontak fisik dengannya. Orang yang boleh mengunjunginya hanya pengacara dan anak-anak perempuannya yang sudah dewasa.
Pada saat kunjungan, mereka hanya bisa saling lihat dari balik dinding kaca yang membatasi. Hakim Brian Cogan, pekan lalu, menolak permintaan terdakwa yang ingin memeluk istrinya menjelang sidang. Alasan penolakan karena terlalu berisiko.
”Ël Chapo” Guzman dianggap sebagai gembong narkoba terbesar setelah tewasnya Pablo Escobar. Tahun 1989-2014, penuntut mengatakan, kartelnya berhasil menyelundupkan 154.626 kilogram kokain, heroin, methamphetamine, dan mariyuana ke Amerika Serikat.
Nilai total narkoba yang diselundupkan ditaksir 14 miliar dollar AS. Guzman pernah dua kali melarikan diri dari penjara. Pertama, dia melakukannya dengan bersembunyi di bawah tempat cucian. Pelarian yang kedua dilakukan dengan cara yang sangat terencana. Dia membuat terowongan dari bawah pancuran kamar mandi sampai ke luar halaman penjara.
Sejajar Al Capone
Reputasi ”Ël Chapo” Guzman disejajarkan dengan penjahat sekelas Al Capone dan Robin Hood. Salah satu yang pernah dilakukan adalah membawa senjata AK-47 berlapis emas untuk menyelundupkan kokain dalam kaleng-kaleng yang dicap ”cabe pedas”, lalu mengirimnya menggunakan pesawat dengan landasan pendaratan rahasia. Guzman bahkan bisa meloloskan narkoba dalam kontainer kapal, speedboat, dan kapal selam.
Untuk mengadili gembong besar narkoba ini, jaksa penyidik menghabiskan waktu bertahun-tahun, mengumpulkan bukti yang meyakinkan agar tuduhan bisa dibuktikan dan Ël Chapo” tak bisa lolos dari jerat hukum.
Terdakwa sendiri mengaku tak bersalah. Namun, pemerintah mengajukan sejumlah bukti berupa dokumen 300.000 halaman dan 117.000 rekaman. Sidang kasus ini diperkirakan memakan waktu empat bulan. Pengacara terdakwa berupaya membela dengan memberi sinyal akan membuktikan bahwa kliennya sebenarnya memainkan peran lebih kecil dalam kartel.
Persaingan antargembong narkoba ”melemah” sejak penangkapan ”Ël Chapo”. Pakar keamanan Meksiko, Alejandro, mengatakan, kini kelompok-kelompok kecil mendominasi. Pakar lainnya, Raul Benitez, mengatakan, kisah ”Ël Chapo” terlalu dibesar-besarkan.