SANAA, SELASA Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyiapkan resolusi untuk mendesak gencatan senjata di Hodeidah, Yaman. Para pihak bertikai mengindikasikan siap mematuhi resolusi itu meski masih tetap baku tembak. Hingga Selasa (20/11/2018) malam, pihak bertikai masih terus baku serang. Houthi mengaku menembakkan peluru kendali ke Arab Saudi pada Senin malam. Penembakan itu dinyatakan sebagai balasan pada serangan udara oleh koalisi pimpinan Saudi.
Rudal ditembakkan beberapa jam setelah Inggris menyerahkan rancangan resolusi ke DK PBB. Inggris meminta DK PBB memerintahkan gencatan senjata di Hodeidah.
Dalam rancangan itu, ada usulan agar pihak bertikai menyingkirkan halangan bagi bantuan kemanusiaan. Penyingkiran harus dilakukan paling lambat dua pekan sejak resolusi disetujui. Ada pula usulan untuk memasok valuta asing demi menyelamatkan mata uang Yaman yang nilainya terus merosot. Pasokan itu juga dibutuhkan untuk membayar gaji pegawai negeri, guru, dan pekerja medis dalam beberapa bulan ke depan.
Beberapa bulan terakhir, pasukan Pemerintah Yaman yang disokong koalisi pimpinan Arab Saudi menyerbu Hodeidah. Kota tempat pelabuhan yang menjadi pintu masuk hingga 80 persen aneka impor Yaman itu dikuasai pemberontak Houthi. Didukung serangan udara dan hujan bom dari koalisi Saudi, Pemerintah Yaman berusaha merebut kembali Hodeidah. Kini, kubu pasukan koalisi berjarak 5 kilometer dari daerah pelabuhan.
Bujukan Griffiths
Rancangan resolusi itu disampaikan menjelang muhibah Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Martin Griffiths, ke Sanaa, Rabu ini. Seperti sebelumnya, lawatan kali ini juga untuk membujuk para pihak bertikai agar mau merundingkan perdamaian. Kali ini, dialog direncanakan berlangsung di Swedia. Waktu penyelenggaraan dialog belum ditetapkan.
Pemerintah Yaman dan pemberontak Houthi memang mengindikasikan siap berunding. ”Pemerintah sudah menginformasikan kepada utusan khusus PBB akan mengirim delegasi dalam perundingan untuk mencari solusi politik,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Yaman.
Pimpinan Komisi Tinggi Revolusi Houthi, Mohammed Ali al-Houthi, juga menyatakan hal senada. Houthi siap menghentikan semua operasi militer dan menembakkan peluru kendali ke Arab Saudi, pimpinan koalisi negara Arab yang menyokong pemerintahan Yaman. ”Inisiatif menunjukkan kekuatan untuk mencegah pertumpahan darah dan kehidupan harus terus berjalan,” kata warga Sanaa, Mohammed al-Jouri.
Griffiths juga menanggapi positif keputusan Houthi. Ia berharap semua pihak menahan diri demi menciptakan situasi kondusif bagi perundingan. (AP/AFP/RAZ)