LONDON, SELASA—Tekanan terhadap Perdana Menteri Inggris Theresa May semakin kuat setelah orang kepercayaannya menyatakan tidak akan mendukung kesepakatan Brexit yang baru saja ditandatangani Inggris dan Uni Eropa atau UE.
Mantan Menteri Pertahanan Michael Fallon, yang tahun lalu mengundurkan diri, mengatakan, dirinya tidak akan mendukung kesepakatan Brexit. Ia menganjurkan May agar kembali ke Brussels dan menegosiasikan kembali kesepakatan itu.
”Ya, saya akan menolak kesepakatan itu. Sebab, kesepakatan itu tidak memberikan kepastian yang kita butuhkan sehingga sama dengan berjudi,” kata Fallon, anggota parlemen Konservatif.
Sejumlah anggota parlemen Konservatif pendukung Brexit, seperti dikutip The Times, mengatakan, mereka akan mendukung kesepakatan itu asalkan May mengumumkan kapan dirinya akan mundur.
Saat ini, ada 314 anggota parlemen asal Konservatif dari total 650 kursi. May membutuhkan sedikitnya 320 suara dalam voting Brexit pada 11 Desember mendatang. Namun, sejumlah politisi pro Brexit ataupun yang pro UE menyatakan kecewa dengan isi kesepakatan dan menegaskan akan menolaknya.
Wakil PM de facto David Lidington, kemarin, mengingatkan, adalah angan- angan jika masyarakat Inggris berharap UE bersedia membuka kembali kesepakatan Brexit jika parlemen Inggris menolaknya. ”Mereka berangan-angan bahwa usulan yang lebih baik yang dilontarkan sejumlah politisi akan berujung pada kesepakatan yang berbeda,” ujarnya.
Menurut Lidington, pilihannya sudah jelas bagi parlemen Inggris, menerima kesepakatan yang ada, yang merupakan kompromi terbaik yang bisa diraih untuk kepentingan nasional, atau mereka menolaknya. Ke-27 negara UE sudah sangat jelas, mereka tak akan mau menegosiasikan kembali paket kesepakatan itu,” katanya kepada TV BBC.
PM Irlandia Leo Varadkar mengonfirmasi hal itu. Menurut dia, tak akan ada kesepakatan lain kecuali yang ada saat ini.
Penolakan
May yang kemarin mulai berkampanye mencari dukungan ke Irlandia Utara dan Wales sempat ”mencicipi” kerasnya penolakan parlemen ketika ia memberikan taklimat kepada majelis rendah, Senin malam lalu. Ketua Partai Buruh Jeremy Corbyn menyebut kesepakatan itu merupakan ”langkah yang merugikan kepentingan nasional”. ”Parlemen tak punya pilihan kecuali menolak kesepakatan itu,” kata Corbyn.
Anggota Konservatif, Mark Francois, juga menyebut kesepakatan itu ”sudah mati”. Setelah 31 anggota parlemen berturut- turut menyampaikan kecamannya, barulah seorang anggota Konservatif berdiri dan menyuarakan dukungan kepada May.
Sejumlah pihak memperkirakan, jika kesepakatan itu ditolak dalam voting putaran pertama, May bisa mengajukan permintaan voting yang kedua. (AP/AFP/REUTERS/MYR)