”Donald, kita harus bekerja sama untuk menghapuskan tarif baja dan aluminium. Masih banyak yang harus kita lakukan demi kemakmuran warga. Saya sudah berdiskusi denganmu terkait kasus GM,” demikian lebih kurang Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau langsung kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Jumat (30/11/2018), di Washington.
Pidato ini berlangsung seusai penandatanganan modifikasi perjanjian Kawasan Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) yang kini disebut United States, Mexico, Canada Agreement (USMCA). Trudeau tetap menyebutnya NAFTA-baru bukan USMCA.
Perjanjian ini tidak mencengangkan banyak pihak. Hanya Trump yang antusias memujinya. Di dalamnya termasuk kesepakatan bahwa kandungan lokal produksi di AS, Meksiko, dan Kanada minimal 75 persen untuk pembuatan kendaraan. Semua bahan itu harus asli berasal dari AS, Kanada, dan Meksiko.
Gaji pekerja di tiga negara itu berdasarkan USMCA harus minimal 16 dollar AS per jam untuk pembuatan kendaraan otomotif. Gaji di Meksiko hanya 2 dollar AS per jam sebagai perbandingan. ”Indikator-indikator ini terlalu tinggi,” kata Wakil Presiden Eksekutif Honda Motor Co Seiji Kuraishi.
Ini membingungkan korporasi otomotif dunia yang beroperasi di wilayah USMCA. Produksi mobil di USMCA pasti akan kalah bersaing di pasar dunia, apalagi harus bersaing dengan kendaraan otomotif yang diproduksi di China.
Ironisnya tidak ada produksi otmotif yang murni dibuat di satu lokasi, tetapi merupakan perpaduan produksi paling efisien di semua lokasi pabrik. Lokasi ini umumnya tersebar di seluruh dunia, yang akan dikenai tarif oleh Trump.
Ada ancaman
USMCA diteken setelah melewati berbagai ancaman dari Trump. Kesediaan Meksiko dan Kanada menyetujui komando AS soal USMCA adalah syarat utama. Jika Trump tidak didengar, Meksiko dan Kanada diancam tarif impor baja dan aluminium. Benar, Kanada dan Meksiko bebas dari pengenaan tarif impor baja dan aluminium karena mengalah sementara. Namun, negara-negara lain tetap dikenakan tarif.
Pada Juni 2018, pimpinan umum GM Mary T Barra sudah mengingatkan tarif impor baja akan merugikan GM karena pasti akan menaikkan biaya produksi.
Pada Juni 2018, pimpinan umum GM Mary T Barra sudah mengingatkan tarif impor baja akan merugikan GM karena pasti akan menaikkan biaya produksi. Hal serupa diutarakan lewat petisi oleh komunitas bisnis AS. Trump tidak mengindahkannya.
Pukulan muncul lewat pengumuman GM pada hari Senin, 26 November 2018. Sekitar 15.000 pekerja GM di AS dan Kanada dihentikan pada 2019. Dari jumlah itu termasuk karyawan pabrik GM di Oshawa, Ontario, Kanada, sebanyak 2.500 pekerja.
”Ini pukulan besar,” kata Trudeau saat jumpa pers bersama yang juga dihadiri Presiden Meksiko Enrique Peña Nieto. ”Donald! Inilah sebabnya mengapa kita harus terus bekerja sama membuang tarif baja dan aluminium di antara negara kita,” lanjut Trudeau seraya menoleh ke Trump saat jumpa pers itu.
Ini seperti serangan langsung. Pers menangkapnya dengan tepat. ”Justin Trudeau Mengecam Tarif Trump Langsung ke Wajahnya Setelah GM Merumahkan Pekerja”, demikian situs Newsweek.
Trump tidak menjawab langsung. Sebelum Trudeau, Trump tetap menyampaikan pujian kepada penasihat dagangnya, Peter Navarro, biang keladi tarif dan pendorong proteksionisme AS di bawah Trump. Sebelumnya Trump malah merencanakan akan menaikkan tarif impor otomotif 25 persen agar produksi AS bersaing dari segi harga.
Saat Trudeau menyerang, mimik Trump tampak gelisah. Jarang sekali pertemuan formal di antara pemimpin terjadi serangan verbal dan langsung. Trudeau memang sudah lama geram pada Trump. Trudeau menambahkan, jangan tenang dulu. ”Kami tidak akan membiarkan pekerja kami yang di-PHK GM akan mengalami derita itu sendirian. Kami harus memastikan mereka kembali dapat pekerjaan.” (REUTERS/AP/AFP)