DOHA, SABTU Pemerintah Qatar, Sabtu (15/12/2018), menyatakan tetap berkomitmen pada organisasi Dewan Kerja Sama Teluk (GCC). Namun, blok negara-negara Arab Teluk itu harus lebih baik dalam menegakkan aturannya sendiri. Tuntutan yang disampaikan Qatar itu memberikan sinyal perlunya reformasi di tubuh GCC agar aliansi itu dapat membantu penyelesaian sengketa antara Qatar dan beberapa negara tetangga.
Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani mengatakan, Qatar masih mengandalkan Kuwait dan kekuatan regional lainnya untuk membantu penyelesaian perselisihan antara Qatar dan empat negara Arab lain (Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir). Keempat negara ini memblokade Qatar sejak Juni 2017.
Sheikh Mohammed di Forum Doha tahunan mengatakan, pihaknya yakin bahwa GCC lebih relevan sebagai sebuah blok. Namun, menurut dia, saat ini GCC ”tidak bergigi” dan butuh mekanisme penyelesaian sengketa.
”Mereka (GCC) sebenarnya memiliki mekanisme-mekanisme dan tidak pernah menggunakan (mekanisme itu untuk memaksa orang bertanggung jawab) karena beberapa negara meyakini mekanisme-mekanisme itu tidak mengikat,” katanya. ”Jadi, kita harus memastikan semua aturan yang kita usulkan, mengikat bagi siapa pun di kawasan,” lanjut Sheikh Mohammed.
Empat negara pemblokade (Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir) menuduh Qatar mendukung terorisme dan memiliki hubungan dekat dengan Iran. Qatar berulang kali membantah tuduhan itu.
Pertikaian antara Qatar dan keempat negara tersebut belum bisa diselesaikan meski beberapa upaya mediasi dilakukan Kuwait dan AS. Dalam KTT GCC belum lama ini di Riyadh, Emir Qatar Tamim bin Hamad al-Thani tidak bersedia memenuhi undangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud. Qatar juga telah mengumumkan keluar dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Pada Forum Doha yang berlangsung dua hari itu, Menlu Iran Mohammad Javad Zarif dan Menlu Turki Mevlut Cavasoglu terlihat hadir. Menlu Romania Teodor-Viorel Meleşcanu mengatakan di forum bahwa Uni Eropa sedang berusaha menyelenggarakan konferensi yang dapat membantu memecahkan perselisihan di Teluk.
”Kami sedang memikirkan sebuah acara gabungan untuk Uni Eropa dan negara-negara Arab, dan kami ingin melakukan diskusi langsung dengan negara-negara GCC. Kami berharap bisa menggelar acara itu pada April dan pada prinsipnya itu akan digelar di Bucharest,” kata Meleşcanu. (REUTERS/LOK)