AS Larang Produk China
Perang dagang AS-China akan memasuki babak baru. Gedung Putih berencana menerbitkan larangan bagi perusahaan-perusahaan AS menggunakan produk buatan Huawei dan ZTE.
WASHINGTON, KAMIS Presiden Amerika Serikat Donald Trump tengah mempertimbangkan untuk mengeluarkan keputusan di tahun baru berisi pernyataan darurat nasional, yang akan melarang perusahaan-perusahaan AS menggunakan produk-produk telekomunikasi buatan dua perusahaan China, Huawei dan ZTE.
Pemerintah AS menduga dua perusahaan itu bekerja atas perintah Beijing, dan perlengkapan telekomunikasi buatan mereka bisa digunakan untuk memata-matai Washington. Hal itu diungkap dalam laporan Reuters yang disiarkan pada Kamis (27/12/2018). Sejumlah pejabat Gedung Putih dan Pemerintah AS mengonfirmasi laporan tersebut.
Peraturan presiden yang mengatur larangan itu diperkirakan terbit pada Januari 2019. Selama delapan bulan terakhir, peraturan itu digodok di Gedung Putih. Lewat peraturan itu, Departemen Perdagangan AS bisa melarang perusahaan AS membeli peralatan dari produsen telekomunikasi asing yang mengancam keamanan nasional.
Kepada Reuters, pejabat Gedung Putih yang tidak mau namanya dipublikasikan itu menyatakan, nama dua perusahaan China tersebut memang tidak disebut secara jelas dalam rancangan perpres itu.
Akan tetapi, para pejabat di Kementerian Perdagangan diharapkan menerjemahkan kewenangannya untuk membatasi penyebaran produk dua perusahaan itu.
Perpres tersebut akan mengacu pada UU Keadaan Darurat Ekonomi. Dalam UU itu, presiden diberi kewenangan mengatur perdagangan untuk menanggapi kondisi darurat yang mengancam AS. Perpres itu penting di tengah persiapan operator seluler AS menerapkan penggunaan 5G.
Perpres tersebut akan diterbitkan menyusul peraturan kebijakan pertahanan yang melarang lembaga pemerintahan AS menggunakan produk Huawei dan ZTE. Huawei dan ZTE berulang kali membantah produk mereka dijadikan perangkat untuk kegiatan mata-mata.
Sebelum AS, beberapa negara telah mengeluarkan larangan penggunaan produk telekomunikasi Huawei dan ZTE, seperti Jepang, Australia, Selandia Baru, dan Inggris.
Awal Desember lalu, media Jepang melansir rencana Pemerintah Jepang untuk melarang instansi pemerintahan atau aparatur negara membeli dan menggunakan produk telekomunikasi yang dibuat Huawei dan ZTE.
Larangan itu terkait upaya meningkatkan pertahanan dalam menghadapi pembobolan data intelijen dan serangan siber.
Australia dan Selandia Baru, dua sekutu AS di wilayah Pasifik, juga melarang Huawei membangun jaringan 5G di negara mereka. Kelompok BT Inggris juga menyatakan mereka akan mengganti perlengkapan Huawei dalam inti operasi jaringan seluler 3G dan 4G yang ada saat ini. BT menambahkan, mereka tidak akan menggunakan produk Huawei untuk komponen utama jaringan berikutnya.
Dampak di perdesaan
Di AS, operator-operator seluler di wilayah perdesaan paling banyak menggunakan produk Huawei dan ZTE. Sebab, produk kedua perusahaan itu lebih murah. Perpres tersebut dikhawatirkan membuat mereka harus menyingkirkan produk Huawei dan ZTE tanpa kompensasi.
Pendapat para pelaku industri soal perpres itu terpecah. Huawei dan ZTE sangat penting bagi operator seluler kecil sampai Wakil Presiden Huawei AS untuk Urusan Pemasaran William Levy menjadi anggota dewan direktur pada Asosiasi Nirkabel Perdesaan AS (RWA). Asosiasi itu beranggota operator dengan pelanggan kurang dari 100.000 orang. Diperkirakan, 25 persen anggota RWA menggunakan Huawei dan ZTE.
Penasihat hukum RWA, Caressa Bennet, khawatir, perpres itu dapat memaksa anggota RWA menyingkirkan produk Huawei dan ZTE dari jaringan mereka.
RWA juga khawatir atas larangan pembelian di masa depan. Dibutuhkan hingga 1 miliar dollar AS jika anggota RWA harus menyingkirkan perangkat Huawei dan ZTE lalu menggantinya dengan produk lain.
Salah satu operator kecil AS, Pine Belt Communications, menyebut akan dibutuhkan hingga 13 juta dollar AS untuk mengganti peralatan buatan China.
Sementara Sagebrush membutuhkan 57 juta dollar AS. Sagebrush menyebut produk Huawei amat murah. Dibandingkan dengan Ericsson, produk Huawei empat kali lebih murah.
AS-China
Rencana AS mengeluarkan larangan penggunaan produk Huawei dan ZTE itu berlangsung di tengah ketegangan AS dan China yang terlibat perang dagang.
Awal Desember ini, Direktur Keuangan Huawei Technologies Co Ltd yang juga anak perempuan pendiri dan CEO perusahaan tersebut, Meng Wanzhou, ditangkap di Kanada atas permintaan AS. Penangkapan Meng membuat marah Pemerintah China yang membalas dengan menangkap dua warga Kanada.
Jaksa AS menuduh Meng telah menyesatkan bank-bank multinasional terkait transaksi-transaksi dengan Iran. Bank-bank itu terancam terkena sanksi karena melanggar sanksi AS pada Iran. Meng menepis tuduhan itu dan menyatakan dirinya tidak bersalah. (AP/AFP/REUTERS/RAZ/SAM)