Perseteruan antara kubu Liga Awami dan Partai Nasional Bangladesh berujung pada bentrokan antar-pendukung yang menewaskan sedikitnya 17 orang dalam pemilihan umum.
DHAKA, MINGGU Bentrokan antara pendukung partai yang berkuasa, Liga Awami, dan partai oposisi Partai Nasional Bangladesh mengakibatkan sedikitnya 17 tewas dan puluhan luka-luka. Bentrokan itu terjadi pada hari pelaksanaan pemilihan umum, Minggu (30/12/2018), di mana kubu oposisi menggugat kecurangan masif di berbagai pelosok Bangladesh.
Menurut laporan media lokal, bentrokan yang menewaskan sedikitnya 17 orang itu terjadi di enam distrik di Bangladesh. Polisi melaporkan, salah satu korban tewas diserang kelompok bersenjata kapak.
Liga Awami merupakan partai PM Bangladesh Sheikh Hasina yang diperkirakan akan menang kembali dalam pemilu ini dan melanjutkan kekuasaannya untuk periode ketiga secara berturut-turut. Partai Nasional Bangladesh (BNP) merupakan partai mantan PM Khaleda Zia. Ia dipenjara sejak Februari lalu.
Hasina dan Zia bergantian berada dalam kekuasaan selama tiga dekade terakhir. BNP memboikot pemilu 2014 karena meyakini pelaksanaannya tidak akan jujur dan adil. Partai ini menjadi pincang sejak Zia (74) dipenjara karena tuduhan korupsi, yang oleh pendukungnya diduga berlatar belakang politis.
Pemenjaraan Zia membuat dirinya tidak bisa mencalonkan diri dalam pemilu kali ini. Ketika Zia dan BNP memboikot pemilu 2014, jumlah pemilih yang memberikan suaranya hanya 22 persen dan lebih dari separuh dari 300 kursi parlemen tidak dipertarungkan. Kemenangan mutlak Liga Awami pada 2014 dibarengi dengan konflik kekerasan yang menewaskan sedikitnya 22 orang.
BNP kemudian membentuk koalisi dengan partai-partai kecil yang dipimpin Kamal Hossain (82), ahli hukum lulusan Oxford dan mantan anggota Awami. Selama masa kampanye, puluhan orang dari kubu oposisi ditahan dan dipenjara, termasuk enam calon anggota parlemen. Belasan orang juga terbunuh selama periode kampanye.
”Hasina menggunakan mesin-mesin negara untuk melemahkan kubu oposisi dan menjamin partainya meraih kemenangan,” kata Sasha Riser Kositsky, analis Asia Selatan dari Eurasia Group yang berbasis di New York.
Tak antusias
Menurut pantauan Reuters, tidak terlihat antusiasme warga mendatangi tempat-tempat pemungutan suara di pelosok negeri. Seharusnya ada 104 juta warga yang berhak memilih dalam pemilu kali ini.
Jaringan internet diblokade dan jalan-jalan di Dhaka relatif lengang karena banyak pemilih yang memberikan suaranya di kampung halaman. Di mana-mana poster-poster partai berkuasa Liga Awami mendominasi tempat-tempat pemungutan suara.
Salah satu anggota Komisi Pemilu, Mahbub Talukdar, mengatakan, ia tidak melihat saksi-saksi dari partai oposisi di TPS-TPS di sekitar Dhaka. ”Saya menerima banyak keluhan serupa dari berbagai pelosok Bangladesh. Namun, apa yang bisa saya lakukan sendirian?” kata Talukdar.
Juru bicara Komisi Pemilu menyatakan akan merespons semua laporan tertulis mengenai tidak adanya saksi partai oposisi di sejumlah TPS.
Seorang pemilih dari Chittagong, Rasel, mengatakan, dirinya dihalangi ketika akan memasuki TPS. ”Mereka mengatakan, kalau saya mencoba masuk, saya akan dipukuli,” kata Rasel yang mengenali bahwa orang-orang dari Awami berdiri di luar TPS.
Hasina yakin
PM telah mengundang jurnalis asing dan pengamat pemilu berkumpul di kediamannya Senin ini dan melihat pengumuman hasil penghitungan suara.
Meskipun kelompok-kelompok HAM menyampaikan kekhawatiran akan tergerusnya demokrasi di Bangladesh, Hasina sebaliknya menyatakan bahwa di bawah kepemimpinannya, sejumlah kebijakan pembangunan melampaui prestasi tetangganya, Pakistan dan India.
Ekonomi Bangladesh tumbuh 7,8 persen pada 2017-2018 dibanding angka 5,1 persen ketika Hasina mengambil alih kekuasaan pada 2008-2009. Industri garmen Bangladesh berkembang tiga kali lipat dengan ekspor senilai 30,6 juta dollar AS.(AP/REUTERS/MYR)