KAIRO, KOMPAS Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo, Selasa (8/1/2019), tiba di Amman, Jordania, sebagai persinggahan pertama dalam lawatan delapan harinya ke Timur Tengah. Setelah Jordania, Pompeo akan mengunjungi Mesir, Bahrain, Uni Emirat Arab, Qatar, Kesultanan Oman, Arab Saudi, dan Kuwait.
Di Amman, Selasa malam, Pompeo bertemu Raja Abdullah II. Sejak 1950-an, Jordania merupakan sekutu setia AS di Timur Tengah. Saat Perang Dingin, Jordania memilih berpihak kepada AS dan Barat.
Lawatan Pompeo bersamaan dengan lawatan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton ke Israel dan Turki. Lawatan dua pejabat tinggi AS ke Timur Tengah secara bersamaan itu merupakan upaya AS membangun koordinasi baru dengan mitra di kawasan tersebut untuk melawan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) serta membendung ekspansi pengaruh Iran dan koalisinya, terutama pasca-mundurnya pasukan AS dari Suriah nanti.
Pompeo memilih Jordania sebagai persinggahan pertama dalam lawatannya saat ini karena posisi strategis Jordania selama ini dalam perang melawan NIIS dan pengaruh Iran.
Strategis
AS selama ini menggunakan pangkalan udara militer Al-Azraq dan King Hussein untuk fasilitas nonpermanen bagi pesawat-pesawat tempur AS yang sedang dalam misi menggempur posisi NIIS di Suriah dan Irak. Pangkalan udara militer Al-Azraq berada di area dekat perbatasan Jordania-Suriah dan Jordania-Irak. AS selama ini juga menggunakan pangkalan udara militer Al-Azraq untuk memberi perlindungan udara atas pangkalan militer AS di Al-Tanf–Suriah Tenggara dekat perbatasan dengan Jordania dan Irak. Al-Azraq adalah pangkalan militer terdekat dengan Al-Tanf.
AS memutuskan mempertahankan sementara pasukannya di Al-Tanf atas permintaan Jordania untuk menghadapi NIIS dan kemungkinan ekspansi Iran ke Suriah melalui Irak. Jordania sangat khawatir jika pasukan AS ditarik dari Al-Tanf, sementara NIIS lebih leluasa bergerak di Suriah timur dan tenggara yang bisa mengancam keamanan Jordania.
Seperti diketahui, sisa kekuatan NIIS kini masih bertahan di Provinsi Deir el-Zor bagian timur dekat perbatasan dengan Irak. Menurut Lembaga Pemantau HAM Suriah (SOHR) yang berbasis di London, Selasa kemarin, milisi NIIS pada hari Minggu (6/1) malam menyerang balik pasukan Demokratik Suriah (SDF) di dekat kota Raqqa. SOHR melaporkan, 23 pasukan SDF tewas dan sedikitnya sembilan anggota milisi NIIS tewas dalam pertempuran itu.
Bagi AS, posisi Jordania sangat strategis untuk menangkal pengaruh Iran dan Hezbollah di Suriah. Selama ini, konsentrasi kekuatan militer Iran dan Hezbollah di Suriah berada di kota Damaskus dan sekitarnya serta area dekat perbatasan Suriah-Lebanon dan perbatasan Suriah-Jordania. AS selalu berkoordinasi dengan Jordania dalam setiap aksi militer di Suriah selatan dan tenggara.
Jordania yang menganut sistem monarki mutlak sangat antirevolusi Iran pada 1979, yang meruntuhkan monarki Reza Pahlevi. Jordania sangat khawatir atas ekspor revolusi Iran ke negara-negara Timur Tengah yang menganut sistem monarki mutlak.