WASHINGTON, MINGGU—Sikap Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Biro Investigasi Federal AS (FBI) dan kepada penerjemahnya saat bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki, Finlandia, Juli 2018, memicu kecurigaan. Komite Kehakiman di Senat segera memanggil FBI.
Hal ini antara lain disampaikan Senator Lindsey Graham, Minggu (13/1/2019). ”Saya ingin menanyakan kepada direktur FBI, apakah ada penyidikan kontra intelijen yang dibuka terkait dengan presiden yang berpotensi sebagai agen Rusia. Saya berpendapat, ini mengejutkan,” kata senator dari Partai Republik dalam wawancara di program ”Fox New Sunday”.
Harian The New York Times sebelumnya mengungkapkan, FBI kembali membuka penyelidikan terhadap dugaan campur tangan Rusia terhadap pilpres AS setelah Presiden Trump memecat James Comey, direktur lembaga itu. Kuat dugaan, pemecatan itu dilakukan karena Comey menolak berkomitmen mengakhiri penyelidikan yang melibatkan presiden.
Sejumlah senator dari Demokrat mengatakan, laporan harian terkemuka itu menggarisbawahi perlunya aturan yang melindungi penyidikan oleh tim pimpinan Robert Muller. Diharapkan, Muller segera akan membuat kesimpulan setelah 18 bulan bekerja.
Senator Dick Durbin dan John Delaney dari Demokrat mengungkapkan adanya sejumlah tanda tanya yang mencurigakan di balik sikap Trump terhadap Rusia. ”Mengapa dia begitu akrab dengan Vladimir Putin yang merupakan mantan agen KGB, tidak pernah bersahabat dengan AS, menginvasi sekutu kita, mengancam kita di seluruh dunia, dan berupaya merusak pilpres kita, kenapa Presiden Trump menjadi temannya? Saya tidak mengerti,” kata Durbin.
Demokrat menyatakan kekhawatirannya dengan laporan harian The Washington Post, Sabtu, tentang dugaan Trump ingin menyembunyikan detail pembicaraan dengan Putin dalam pertemuan di Helsinki, Juli lalu. Dilaporkan, pertemuan kedua pemimpin itu, seperti biasanya, menghadirkan penerjemah. Trump, menurut laporan harian terkemuka itu, mengambil notes atau catatan yang dipegang penerjemah dan menginstruksikan kepadanya untuk tidak menyampaikan rincian pembicaraan kepada orang lain.
Anggota Komite Kehakiman, Senator Chris Coons, merencanakan menekan calon Jaksa Agung William Barr agar berjanji membiarkan Muller menyelesaikan tugasnya. Barr dijadwalkan memberi kesaksian di depan Komite Kehakiman, Selasa dan Rabu. Jika dia dikonfirmasi sebagai jaksa agung, Barr akan membawahi penyelidikan kasus campur tangan Rusia yang dipimpin Muller. (AP/REUTERS)