Terowongan ”Solusi” untuk Tembok
Naikkan saja tarif impor, maka penyelundupan berpotensi marak. Demikian halnya penembokan perbatasan antar-negara tidak akan pernah bisa menahan arus manusia dan barang ilegal. Jika ada tembok, terowongan pun menjadi solusi bagi para penyelundup. Inilah sekarang yang menjadi isu lama dan mencuat kembali di Amerika Serikat.
Ada landasan teori untuk itu, yakni maksimisasi keuntungan dan kepuasan bagi konsumen. Hal itu akan dicapai dengan cara apa pun dalam konteks perdagangan internasional. Maka, tarif impor tinggi, misalnya, akan berefek pada potensi penyelundupan seperti pernah dituliskan dalam makalah berjudul Smuggling and International Trade Theory oleh Jagdish Bhagwati dan TN Srinivasan dari Departemen Ekonomi Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada September 1972.
Sama halnya dengan tembok tinggi, masalahnya rumit. Meskipun perbatasan ditemboki, tidak akan pernah berhasil total mencegah penyelundupan. Inilah yang terus didengungkan oleh Ketua DPR AS Nancy Pelosi (Demokrat-California) dan juga Ketua Minoritas di Senat AS Chuck Schumer (Demokrat-New York).
Namun, Trump tetap ngotot agar tembok dibangun. Demokrat pun terus menolak sehingga Trump tidak mau meneken anggaran untuk sejumlah departemen. Sejak 22 Desember 2018 terjadilah perumahan sementara 800.000 karyawan akibat penghentian kegiatan pemerintahan AS. Ini penghentian terpanjang dalam sejarah, melampaui rekor 21 hari pada Desember 1995 pada era Presiden Bill Clinton.
Trump terus menegaskan tujuan tembok adalah agar barang dan imigran ilegal tidak leluasa masuk AS dari arah Meksiko. Trump tampaknya mengabaikan data. Dibandingkan dengan dekade 2000-an, ada penurunan arus imigran ilegal. Data dari Customs and Border Protection menunjukkan hanya 396.579 orang yang tertangkap pada tahun anggaran 2018 atau 1.087 orang setiap hari.
Pada awal 2000-an, imigran ilegal yang tertangkap mencapai 1 juta jiwa. Angka terendah dalam sejarah, yakni sebanyak 300.000 orang terjadi pada sepanjang tahun 2017. Juga tidak ada krisis kemanusiaan di perbatasan seperti dicuatkan Presiden Trump. Gambaran di lapangan sungguh berbeda, keadaan di perbatasan sudah lebih baik soal pengawasan.
Panjang perbatasan 3.126 kilometer
Gambaran menakutkan di perbatasan AS-Meksiko sepanjang 3.126 kilometer itu tidak separah yang digambarkan Trump. Maka ketika Trump menuntut biaya 5,7 miliar dollar AS untuk pembangunan tembok, kubu Demokrat menolak. Demokrat hanya mau menawarkan 1,3 miliar dollar AS untuk pengamanan perbatasan bukan untuk pembangunan tembok.
Dari sepanjang 3.126 km perbatasan, baru 1.052 km yang memiliki pembatas dan ini terutama terjadi pada era Presiden George W Bush. Dari panjang 1.052 km itu, sepanjang 570 km adalah perbatasan yang sama sekali tidak bisa dilintasi manusia. Selebihnya dari 1.052 km itu adalah perbatasan yang hanya tertutup untuk kendaraan tetapi bisa dilalui pejalan kaki meski diawasi.
Trump mengatakan, jumlah tembok sudah dibangun banyak sejak dia menjabat pada Januari 2017. Menurut Departemen Keamanan Domestik, hanya ada peningkatan kualitas perbatasan dengan material baru di sepanjang 50 km perbatasan. Panjang perbatasan dengan tembok tetap sama dengan keadaan dua tahun lalu meski Kongres AS sudah menyetujui pembangunan 156 km tembok baru.
Sepanjang kampanye Trump merencanakan tembok baru untuk perbatasan sepanjang 1.600 km. Dia meminta dana 5,7 miliar dollar AS hanya untuk tembok perbatasan sepanjang 377 km. Namun, pakar keamanan dan pihak dari Border Patrol menaksir biaya tembok yang dibutuhkan sebenarnya tidak sebanyak itu.
Michael Fisher, mantan Kepala Border Patrol yang menjabat hingga 2015, kepada harian The Globe and Mail pada 2017 mengatakan, perbatasan yang perlu ditemboki tidak lebih dari 160 km.
Tahun lalu mantan Senator Claire McCaskill, seorang Demokrat yang menjadi anggota Komite Senat di Komisi Homeland Security and Governmental Affairs, meluncurkan laporan analisis tentang Customs and Border Patrol. Dari 900 permohonan para agen lapangan pada 2017, hanya 5 persen yang menyebutkan tembok diperlukan. Mayoritas permohonan adalah soal perlunya konstruksi jalan baru di sepanjang perbatasan, tenaga pengawasan lebih banyak, dan teknologi tambahan.
Bukan teroris
Siapa yang menyeberangi perbatasan sehingga perlu ditemboki? Para penyeberang adalah pencari kehidupan lebih baik dari wilayah selatan. Mereka adalah para keluarga.
Anak-anak tanpa pendampingan orangtua lebih dari separuh penyeberang. Informasi yang ada menunjukkan mereka yang menyeberang tidak terkait terorisme.
Laporan Departemen Luar Negeri AS pada 2018 menyebutkan wilayah Amerika Selatan, terutama Meksiko, bukanlah sarang teroris. Ini membantah pernyataan Menteri Keamanan Domestik Kirstjen Nielsen yang mengatakan teroris menerobos lewat perbatasan.
Lebih dari 200 terowongan
Hal menarik lainnya, ada atau tidak tembok, rupanya penyeberangan manusia dan pengiriman barang ilegal tetap saja terjadi. Hal ini terutama terjadi lewat pos-pos pemeriksaan resmi. Dalam kasus perbatasan yang tidak bisa dilintasi sama sekali, penyeberangan tetap terjadi lewat terowongan.
Dalam kasus perbatasan yang tidak bisa dilintasi sama sekali, penyeberangan tetap terjadi lewat terowongan.
Ada empat negara bagian di AS yang berbatasan langsung dengan Meksiko, yakni California, Arizona, New Mexico, dan Texas. Otoritas telah menemukan 224 terowongan yang bermula dari Meksiko antara 1990 hingga Maret 2016, menurut US Drug Enforcement Administration. Pada umumnya, terowongan itu sempit, tetapi sebagian kecil dibangun dengan sistem hidrolik, memakai pemompa air, dan menggunakan rel pembuang tanah.
Anggota tim AS yang dikenal sebagai tunnel rats memasuki lorong-lorong yang bermunculan di perbatasan AS-Meksiko dalam 20 tahun terakhir. Mereka menemukan terowongan-terowongan yang dipakai untuk menyelundupkan narkoba.
Jalur narkoba
Kabar baru, muncul lagi terowongan baru justru saat isu pembangunan tembok mencuat. Pada 6 Maret 2017, misalnya, para anggota Border Tunnel Entry Team dari Border Patrol menemukan sebuah terowongan yang menghubungkan San Diego di California dengan Tijuana, Meksiko.
Otoritas Meksiko juga menemukan terowongan di kota Nogales, wilayah Sonora yang dipakai menyelundupkan manusia dan narkoba ke AS lewat Arizona. Terowongan di kota kembar Nogales ini biasanya dipakai sebagai saluran pembuangan air dari Sonora di Meksiko menuju Negara Bagian Arizona di AS. Terowongan ini juga yang dipakai sebagai saluran penyelundupan.
Kepolisian Meksiko juga menemukan terowongan di sebuah kawasan bisnis yang sudah tak dipakai di Nogales, Sonora, sekitar empat blok dari perbatasan internasional.
Ada penemuan tiga terowongan dalam kurang dari sebulan, sejak penghentian sebagian kegiatan pemerintahan pada 22 Desember 2018. Temuan ada di Arizona dengan asal terowongan dari Nogales (Meksiko) dan di California dengan terowongan asal Tijuana (Meksiko).
Saat Trump berkunjung ke Texas pada hari Kamis (10/1/2019), pejabat perbatasan menjelaskan bahwa penyelundup telah beralih ke terowongan. ”Ada dua terowongan yang kami temukan persis di bawah tembok,” kata Melissa Lucio, agen Border Patrol yang bertugas di Pos McAllen, satu kota di Texas yang berbatasan dengan Meksiko.
”Kami sudah melakukan tugas maksimal di kawasan ini sehingga penyelundup frustrasi lalu memanfaakan taktik lain, yaitu menggali terowongan,” katanya.
Selain manusia, lewat terowongan itu penyelundup memasukkan methamphetamine, kokain, heroin, dan fentanyl.
Selain manusia, lewat terowongan itu penyelundup memasukkan methamphetamine, kokain, heroin, dan fentanyl. Namun, terowongan lebih banyak dipakai untuk memasukkan berton-ton mariyuana karena sulit dibawa tanpa terlacak jika itu lewat kendaraan dan pejalan kaki. Hanya methamphetamine dan heroin yang lebih cocok dibawa dengan kendaraan dan pejalan kaki.
Pada 2015, otoritas AS menciduk kokain pada saluran terowongan di California, termasuk yang menghubungkan Mexicali, sebuah kota di Meksiko, menuju All-American Canal dekat kota Calexico di California. Terowongan ini merupakan saluran favorit bagi kartel Sinaloa di Meksiko.
”Pembangunan terowongan ini memerlukan dana 1 juta-2 juta dollar AS dan perlu berbulan-bulan untuk perampungannya,” kata Chris Davis, agen khusus dari US Immigration and Customs Enforcement’s Homeland Security Investigations. Investasi ini terbayar dari keuntungan jika penyelundupan lolos.
Mantan Menteri Keamanan Domestik yang juga mantan Kepala Staff Gedung Putih John Kelly pernah mengatakan, keuntungan begitu besar sehingga penyelundup akan berupaya menerobos. ”Mereka akan mengeluarkan uang banyak untuk pembuatan terowongan jika tembok tidak bisa dilalui,” kata Kelly seperti diberitakan Associated Press pada 10 Maret 2017.
Bagaimana terowongan ditemukan?
Terowongan-terowongan ini ditemukan berkat peran informan dan warga setempat. Sebagai contoh, penyelidik akan mencatat siapa saja pemilik gedung penyimpanan sewaan yang ada di kawasan Otay Mesa di San Diego. Ini dilakukan jika di sekitar gedung itu ada transaksi mencurigakan. Petugas juga mengunjungi perusahaan untuk ditanyakan tentang keberadaan alat-alat konstruksi yang aneh. Mereka pun memeriksa tumpukan lahan tak lazim, mengamati arus manusia di jam-jam aneh.
Penemuan lain dilakukan dengan menggunakan teknik khusus. Lance LeNoir, yang memimpin tim pelacakan di San Diego, mengatakan, alat pelacak seismik, akustik, dan getaran penggalian lahan bawah tanah melengkapi teknologi yang sudah dipakai. Mereka akan memeriksa suara dentuman akibat penggalian.
”Penyelundup akan menggali di mana saja dan mengincar bangunan yang dianggap aman di sisi selatan ataupun utara untuk dikoneksikan lewat terowongan,” kata LeNoir.
Dari sisi AS, terowongan-terowongan yang ditemukan itu sudah ditutup sejak 2007. Di Meksiko, terowongan ditutupi kembali tetapi tidak permanen. Otoritas Meksiko mengatakan tidak punya dana untuk menutup permanen terowongan itu.
Namun, LeNoir mengatakan, para penyelundup akan mencoba lagi untuk membuka beberapa terowongan. Maka, saat Trump menyatakan akan menembok perbatasan, hal itu mendapatkan kritikan bahwa orang-orang akan menembusnya lewat bawah tanah. Oleh karena itu, solusi yang ditekankan Demokrat adalah peningkatan pengawasan lewat kemampuan teknologi dan penambahan tenaga manusia sebagai pengawas. (AP/AFP/REUTERS)