CANBERRA, KAMIS—Australia meminta China memperlakukan Yang Hengjun, penulis dan mantan diplomat China yang kini berkewarganegaraan Australia, dengan adil. Canberra kecewa tidak segera diberi tahu tentang penahanan warganya.
Reaksi tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Marise Payne, Kamis (24/1/2019), sehubungan dengan penahanan Yang Hengjun (53). Menteri Pertahanan Christopher Pyne, yang sedang berada di Beijing, menegaskan akan menanyakan hal itu kepada mitranya.
”Dia (Yang) adalah warga negara Australia, dan konsuler kami akan memberi bantuan untuk memastikan bahwa dia diperlakukan dengan adil dan transparan,” kata Pyne.
Yang, sejak Jumat pekan lalu, tidak bisa dikontak saat berada di China. Belakangan diketahui, Yang ditahan saat mendarat di Guangzhou setelah terbang dari New York, AS.
Yang menjadi warga Australia sejak tahun 2000. Ia dikenal sebagai penulis novel bernuansa politik. Yang bersama istri dan anaknya belakangan tinggal di New York. Rekannya sebenarnya sudah mengingatkan untuk tidak bepergian dulu ke China.
Tuduhan spionase
Pengacara Yang, Mo Shaoping, mengatakan kepada kantor berita Reuters, kliennya dituduh melakukan spionase dan kini dikenai tahanan rumah di sebuah lokasi. ”Warga Australia, Yang Jun, akan dijadikan tersangka terlibat tindak kriminal yang membahayakan keamanan nasional China, baru- baru ini dikenai langkah-langkah koersif dan diselidiki oleh Biro Keamanan Negara kota Beijing,” kata Hua Chunying, juru bicara Kemlu China.
Australia menyayangkan tak mendapat pemberitahuan segera. Sesuai kesepakatan konsuler dua negara tahun 2000, China wajib memberi tahu maksimal dalam tiga hari.
Banyak dugaan mengaitkan penangkapan itu merupakan pembalasan China kepada Barat setelah penangkapan petinggi Huawei, Meng Wanzhou, di Kanada, Desember lalu. China lalu menangkap dua warga Kanada. Australia, dalam hal itu, ikut mengkritik penangkapan dua warga Kanada tersebut. (AFP/AP/REUTERS/RET)