KAIRO, KOMPAS — Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, Kamis (24/1/2019), mengatakan, pertemuan puncak Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Rabu malam lalu, di Moskwa, membahas secara detail isu zona aman di Suriah utara dan timur laut.
”Turki sendiri mampu membangun zona aman tanpa bantuan pihak lain,” kata Cavusoglu, seperti dikutip Aljazeera.
Cavusoglu menyampaikan hal tersebut setelah beredar berita tentang gagalnya Putin dan Erdogan mencapai kesepakatan soal zona aman.
Erdogan bersikeras tentang pentingnya dibangun zona aman di Suriah utara dan timur laut untuk menangkal ancaman bahaya teroris terhadap keamanan nasional Turki. Pada 14 Januari lalu, Erdogan dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dalam pembicaraan telepon, sepakat membangun zona aman di Suriah utara dan timur laut, mengantisipasi ancaman teroris terhadap Turki. Pembentukan zona aman tersebut sebagai kompromi AS- Turki agar Ankara tidak menyerang milisi Kurdi dari Unit Pelindung Rakyat (YPG) di tepi timur Sungai Eufrat.
Zona aman itu memiliki panjang sekitar 460 kilometer dari kota Manbij di barat hingga perbatasan Suriah-Irak di timur. Lebar zona aman itu antara 30 km dan 35 km.
Berbeda
Putin dalam konferensi pers dengan Erdogan menghindar menyebut langsung soal zona aman di Suriah utara. Namun, Putin menegaskan, Turki dan Pemerintah Suriah bisa menghidupkan kembali Kesepakatan Adana tahun 1998, antara Ankara dan Damaskus, untuk meredam ancaman teroris atas Turki.
Kesepakatan Adana tahun 1998 itu di antaranya menegaskan, Damaskus tak mengizinkan kamp-kamp Partai Pekerja Kurdistan (PKK) beroperasi di wilayah Suriah dan aktivis PKK dilarang masuk ke Suriah, serta aktivis PKK yang ditangkap di Suriah akan diseret ke pengadilan untuk mendapat vonis hukum. PKK, yang mengangkat senjata terhadap negara Turki sejak 1984, ditetapkan sebagai organisasi teroris di Turki.
Putin menghendaki zona aman di Suriah utara dan timur laut hanya memiliki lebar antara 5 km dan 10 km dan dikontrol pasukan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Namun, Erdogan menolak permintaan Putin untuk berkomunikasi dengan Al-Assad sebelum tercapai solusi politik konprehensif di Suriah.