WASHINGTON, SELASA Dakwaan hukum otoritas Amerika Serikat terhadap perusahaan dan awak perusahaan Huawei Technologies Co Ltd, Selasa (29/1/2019), menambah tekanan atas posisi Pemerintah China dalam lanjutan negosiasi perdagangan AS-China di Washington, tengah pekan ini. Beijing diperkirakan mencoba bertahan dengan pendapatnya di tengah sedikitnya pilihan yang ditawarkan Washington.
Departemen Kehakiman AS mendakwa Huawei dan kepala keuangannya, Meng Wanzhou, berkonspirasi untuk melanggar sanksi AS terhadap Iran dengan melakukan bisnis melalui anak perusahaan yang berusaha disembunyikan. Dalam kasus terpisah, Departemen Kehakiman AS juga menuduh pembuat peralatan telekomunikasi itu mencuri teknologi robotik dari T-Mobile US Inc. Huawei mengatakan bahwa pihak perseroan telah menyelesaikan perselisihan mereka pada 2017.
Dakwaan terhadap Huawei itu dinilai memperumit lanjutan negosiasi perdagangan AS-China. Muncul pendapat juga bahwa dakwaan itu sengaja dilakukan Washington sebagai strategi menekan Beijing.
Para analis memperkirakan, pembicaraan perdagangan kemungkinan dilanjutkan, tetapi untuk mencapai kesepakatan substantif mungkin lebih sulit. Jika kedua belah pihak tidak mencapai kesepakatan dalam lanjutan negosiasi, mulai 1 Maret 2019 tarif AS pada 200 miliar dollar AS impor China ditetapkan naik dari 10 persen menjadi 25 persen. Lanjutan negosiasi perdagangan AS-China direncanakan dilanjutkan pada Rabu (30/1) di Washington.
”Pihak China akan terus mencoba negosiasinya,” kata David Dollar, seorang analis senior di Brookings Institution dan mantan pejabat Departemen Keuangan AS. ”Mereka tidak akan senang dengan tindakan Departemen Kehakiman, tetapi saya pikir mereka ingin memisahkannya dari negosiasi perdagangan,” ujarnya.
Berang
Pemerintah China bereaksi keras atas dakwaan AS terhadap Huawei. Tim pengacara Meng juga berang dan mendesak agar posisi kliennya tidak diseret pada lingkaran perang dagang AS-China. Namun, Gedung Putih menilai dakwaan itu sama sekali tidak berhubungan dengan lanjutan negosiasi perdagangan AS-China.
”Kami sangat mendesak AS untuk berhenti menargetkan Huawei dan perusahaan China lainnya,” kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan. ”Kami kembali mendesak AS mencabut surat perintah penangkapan Meng Wanzhou dan menahan diri untuk tidak mengeluarkan permintaan ekstradisi resmi, untuk menghindari terjadinya kesalahan lebih lanjut.”
Dalam pernyataan resmi, Huawei mengatakan, perseroan ataupun Meng secara pribadi tidak bersalah. Huawei juga mengatakan telah berupaya membuka diskusi dengan Departemen Kehakiman AS, tetapi permintaan itu ditolak.
Sejumlah kelompok perwakilan dagang AS mengaku khawatir lanjutan negosiasi Washington-Beijing buntu dengan adanya dakwaan terhadap Huawei ini. Tekanan yang dihadapi Beijing diperkirakan membuat Pemerintah China bergeming dari tawaran AS.