Bagi umat Katolik di Uni Emirat Arab, akhir pekan di Abu Dhabi terasa semakin semarak, dipenuhi harapan dan kebahagiaan. Bersama ribuan rekan senegaranya, Ray Erwin (44), migran asal Filipina, seperti penjaga yang sedang menanti fajar, menghitung mundur untuk bisa secara langsung mengikuti kunjungan bersejarah, Paus Fransiskus ke Abu Dhabi.
”Kami sangat berterima kasih. Ini kesempatan seumur hidup,” ucap Ray.
Erwin adalah salah satu umat yang beruntung tercatat di antara sekitar 135.000 umat Katolik yang akan turut serta dalam misa yang akan dipimpin Paus Fransiskus, Selasa nanti, di sebuah lapangan terbuka di kota itu. Sebagaimana diberitakan, hari ini, Minggu (3/2/2019), Paus Fransiskus akan tiba di Abu Dhabi sebagai bagian dari lawatan tiga harinya ke Semenanjung Arab.
Kunjungan itu merupakan kunjungan pertama Paus Fransiskus ke wilayah yang menjadi tempat kelahiran Islam. Menurut catatan Vikariat Apostolik Arab Selatan, terdapat hampir 1 juta umat Katolik di Uni Emirat Arab. Sebagian besar di antara mereka adalah migran asal Filipina dan India.
Detak kemeriahan menyambut Paus Fransiskus juga terasa di Dubai. Gereja Santa Maria telah dihiasi dengan bendera Vatikan dan gambar Paus Fransiskus. Irene Ann Tomi (16), migran keturunan India, mengatakan, kunjungan Paus Fransiskus akan menjadi pembuka mata bagi semua orang, baik Kristen maupun Muslim di Uni Emirat Arab. ”Kita semua manusia. Saya yakin kita terhubung oleh satu utas dan itu adalah iman,” Irene.
Ia menambahkan, Uni Emirat Arab telah memberi dia dan keluarganya kebebasan untuk berdoa dan beribadah. Pernyataan Irene mencerminkan Uni Emirat Arab yang bangga pada toleransi dan keberagaman budaya dan masyarakat mereka.
Tidak mengherankan jika lawatan Paus Fransiskus kali ini secara luas dipandang sebagai pendorong untuk memperkuat dialog antaragama di wilayah itu. Paus Fransiskus akan mengambil bagian dalam konferensi antaragama pada hari Senin dan akan bertemu Sheikh Ahmed al-Tayeb, imam Al-Azhar.
Dalam sebuah pesan video yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Arab sebelum kedatangannya, Paus Fransiskus menggambarkan Uni Emirat Arab sebagai sebuah negara yang berusaha menjadi model untuk hidup berdampingan dan persaudaraan manusia, titik pertemuan berbagai peradaban dan budaya. Tempat di mana orang menemukan sebuah tempat yang aman untuk bekerja, hidup, dan di mana perbedaan dihormati.
Selain gereja, di Uni Emirat Arab terdapat kuil Hindu, gereja Kristen, kuil Sikh, dan ruang untuk ibadah warga Yahudi.