TOKYO, KAMIS —Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berjanji untuk mengambil pendekatan ”langkah demi langkah” dalam menyelesaikan sengketa wilayah dengan Rusia yang tersisa sejak Perang Dunia II.
Dalam sebuah rapat yang dihadiri penduduk empat pulau yang direbut Rusia pada hari-hari terakhir Perang Dunia II pada Kamis (7/2/2019), Abe mengatakan, penyelesaian konflik yang disebut sebagai ”wilayah utara” itu sulit, tetapi perlu. ”Tidak mudah menyelesaikan tugas ini yang tersisa selama 73 tahun sejak perang. Namun, kita perlu mengatasinya,” kata Abe.
”Mengingat sentimen Anda terhadap Wilayah Utara, kami bertekad mengambil pendekatan selangkah demi selangkah untuk menyelesaikan masalah teritorial ini,” ucapnya.
Mendapatkan kembali pulau-pulau yang terletak di sebelah utara Hokkaido telah menjadi prioritas Abe. Selama tujuh dekade, sengketa wilayah itu menyebabkan Tokyo dan Moskwa tidak memiliki perjanjian damai.
”Kita tidak boleh menyerah. Kita harus menuntut kembalinya keempat pulau,” kata Kimio Waki (78) yang meninggalkan pulau asalnya, Kunashiri, pada usia tujuh tahun setelah Perang Dunia II.
Rusia
Pada November 2018, Abe dan Presiden Rusia Vladimir Putin setuju mempercepat negosiasi pengembalian dua pulau kepada Jepang berdasarkan usulan Soviet tahun 1956. Berdasarkan deklarasi Soviet-Jepang 1956, Jepang akan menerima dua pulau kecil setelah kesepakatan damai dibuat.
Usulan itu membuat marah kaum nasionalis Rusia. Dua bulan lalu Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memperingatkan Jepang bahwa pulau itu harus diakui sebagai bagian dari Rusia sebagai titik awal untuk perundingan.
Abe mengatakan, perundingan akan dilanjutkan berdasarkan pedoman yang disepakati dengan Putin ”sementara rakyat Jepang dan Rusia memperkuat rasa saling percaya dan persahabatan mereka”.
Pemimpin konservatif itu tidak secara eksplisit menuntut kedaulatan kepulauan Kuril Selatan yang secara emosional bisa menjadi batu sandungan dalam penyelesaian sengketa wilayah secara damai.
Sebaliknya, Abe bersumpah untuk menyelesaikan perjanjian damai dengan Rusia setelah 25 kali bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.
Terlepas dari sengketa wilayah itu, Tokyo dan Moskwa sudah memiliki hubungan ekonomi yang kuat. Perusahaan Jepang seperti Toyota dan perusahaan energi banyak berinvestasi di Rusia, mengoperasikan pabrik-pabrik besar dan jaringan penjualan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Abe dan Putin pun telah membahas proyek ekonomi bersama di pulau-pulau yang disengketakan yang terletak antara Laut Okhotsk dan Samudra Pasifik itu.
Abe mengatakan, para menteri luar negeri dan utusan khusus dari kedua negara akan bertemu bulan ini untuk membahas perjanjian damai sebelum ia bertemu dengan Putin lagi pada Juni mendatang di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi G-20. (AP/AFP/ADH)