Sudah empat hari sejak Jumat (8/2/2019), delegasi dari 46 negara mengikuti acara Latihan Angkatan Laut Multinasional ”AMAN 2019” yang diselenggarakan Angkatan Laut Pakistan di Karachi, Pakistan. Latihan gabungan berakhir Selasa ini dengan agenda fase laut berupa praktik respons, taktik, teknik, serta prosedur menghadapi ancaman nontradisional lewat perencanaan perang taktis, operasi anti-pembajakan, dan antikapal selam.
Sebelumnya, selama tiga hari peserta diajak berdiskusi membahas persoalan kemaritiman, termasuk keamanan laut, khususnya di kawasan Samudra Hindia. Di sela-sela konferensi, peserta diperlihatkan unjuk kebolehan simulasi pasukan khusus Angkatan Laut Pakistan menghadapi serangan teroris.
Seperti namanya, AMAN— dalam bahasa Urdu berarti ’perdamaian’—latihan bersama itu ditujukan, antara lain, untuk mengembangkan kerja sama keamanan di berbagai tingkatan demi lingkungan maritim yang aman dan berkelanjutan. Kepala Staf Angkatan Laut Pakistan Laksamana Zafar Mahmood Abbasi mengatakan, ancaman keamanan maritim terus meningkat sehingga perlu upaya bersama untuk menjaga tata maritim.
Salah satu contoh menjaga keamanan maritim diperagakan pasukan khusus Angkatan Laut Pakistan di Pangkalan Utama Qasim. Mereka memperlihatkan kemampuan mengoperasikan perahu cepat, operasi penyelamatan korban di laut, operasi antiteror, terjun bebas, dan lain-lain.
Namun, jangan membayangkan latihan bersama angkatan laut antarnegara itu hanya soal latihan pengamanan di laut. Selain diisi diskusi dan tukar pendapat dalam konferensi, peserta latihan juga diajak menyelami dan memahami aspek budaya negara-negara peserta dalam sesi Sajian Makanan dan Pertunjukan Budaya Internasional, Minggu (10/2) malam.
Budaya
Dalam acara itu, meski tetap dalam balutan seragam militer setiap negara yang diwakili, peserta hadir dalam forum pertukaran budaya. Peserta asal China, Malaysia, Jepang, Italia, Australia, Oman, Sri Lanka, dan lain-lain menyajikan makanan khas negara mereka.
Stan-stan mereka berjajar di pinggir ruangan di bawah tenda besar, berdampingan dengan stan-stan yang menyajikan makanan khas sejumlah daerah dan provinsi di Pakistan. Peserta bisa mencicipi menu kuliner ala Pakistan, seperti nasi biryani sindhi, ayam hara masala, rabri, kambing bakar sajji, roti taftan, kare balti gosht, balochi halwa, dan teh kashmir.
Selain itu, dipamerkan pula berbagai hasil kerajinan tradisional dari sejumlah daerah di Pakistan serta kendaraan-kendaraan ikon Pakistan, seperti truk, bajaj, juga mobil yang dihiasi motif warna-warni dan ngejreng.
Meski hanya beberapa hari berada di Karachi, peserta diberi sajian keragaman budaya dari sejumlah wilayah Pakistan, seperti Sindh, Punjab, Gilgit Baltistan, dan Azad Kashmir.
Di panggung utama, wakil dari Indonesia menyajikan atraksi pencat silat ”Merpati Putih” dan tarian bersama. Hadirin dibuat kagum dengan penampilan anggota Marinir dan Pasukan Katak yang mampu memecahkan tumpukan habel.
Selaku tuan rumah, Pakistan juga menampilkan sejumlah tari tradisional, seperti Punjabi Bhangra, Sindhi Jhoomar, Balochi Leva, tarian Khasmir, dan Khattak. Ada
pula penampilan biduanita setempat, Zoe Viccaji, yang juga mampu membawakan lagu-lagu Mandarin dan Turki. Penampilan penyanyi klasik Shafqat Amanat Ali Khan menambah semarak acara malam tersebut.
Dari perjumpaan itu diharapkan muncul sikap saling memahami dan pengertian antarnegara peserta. Sikap itu dibutuhkan dalam kerja sama menjaga keamanan maritim.
”Saya berharap Latihan AMAN 2019 menjadi forum bersama untuk berbagi informasi, saling memahami, dan mengidentifikasi area-area kepentingan bersama dengan tujuan mewujudkan sinergi dan menjadi forum pertukaran pandangan antarnegara peserta,” ujar Laksamana Madya Amjad Khan Niazi, komandan armada Pakistan.