HANOI, SELASA— Pemilihan Vietnam sebagai tuan rumah pertemuan tingkat tinggi kedua antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menunjukkan negara Asia Tenggara tersebut sedang bergerak menuju ke arah yang benar.
Hal itu disampaikan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc, Selasa (12/2/2019). ”Peristiwa penting ini telah menunjukkan bahwa lingkungan investasi Vietnam baik, bahwa model pembangunan Vietnam berjalan ke arah yang benar, dan terutama bahwa keamanan dan keselamatan di Vietnam luar biasa,” kata Phuc kepada pejabat pemerintah di Hanoi Stock Exchange.
”Vietnam akan menunjukkan peran internasionalnya dan melakukan yang terbaik agar kata ’Vietnam’ kian terdengar,” ujar Phuc menambahkan.
Pekan lalu, Trump mengatakan dirinya akan mengadakan pertemuan kedua dengan Kim di ibu kota Vietnam, Hanoi, pada 27 dan 28 Februari. Pertemuan itu merupakan pertemuan kedua setelah sebelumnya pada 11 Juni 2018 kedua pemimpin negara itu bertemu di Singapura.
Menjelang pertemuan kedua nanti, yakni pada 12-14 Februari, Menteri Luar Negeri Vietnam Pham Binh Minh akan mengunjungi Korea Utara.
Seperti Korea Utara, Vietnam pun pernah mengalami perang berdarah dan pahit dengan AS. Namun, Vietnam kini menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat di Asia. Model reformasi ekonomi Vietnam disebut-sebut bisa menjadi contoh bagi Korea Utara yang masih miskin dan terisolasi. Bahkan, Trump percaya Pyongyang dapat meniru jalan Hanoi menuju hubungan normal dengan Washington dan menuju kemakmuran. Hanoi memiliki hubungan persahabatan dengan kedua negara dan dianggap wilayah ”netral”, tidak seperti Negara Bagian Hawaii di AS, misalnya, yang juga dikabarkan menjadi salah satu pilihan lokasi.
Vietnam adalah salah satu dari sedikit negara yang memiliki hubungan baik dengan Korea Utara. Hubungan diplomatik antara Hanoi dan Pyongyang dimulai sejak 1950. Korea Utara pernah mengirim personel angkatan udara ke Vietnam yang komunis selama Perang Vietnam berkecamuk.
Pemimpin Korea Utara terakhir yang berkunjung ke Vietnam adalah kakek Kim Jong Un, yaitu Kim Il Sung, pada 1961. Walau demikian, beberapa pejabat senior Korea Utara masih berkunjung sejak itu.
Vietnam bisa menjadi lokasi penting dan strategis bagi AS yang saat ini terkunci dalam perang dagang dengan China. Trump dapat menggunakan Vietnam untuk ”memberi isyarat ke Beijing bahwa Korea Utara tidak ada di tangan Anda, kami memiliki kekuatan pengimbang di kawasan ini”, kata Cheon Seong-whun, peneliti tamu di Asian Institute for Policy Studies di Seoul. (AFP/REUTERS/ADH)