JAKARTA, KOMPAS —Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia mendorong rumah sakit di dalam negeri untuk melakukan akreditasi sebagai pengakuan mutu pelayanan. Akreditasi rumah sakit di Indonesia sudah setara dengan akreditasi di negara lain.
Dengan pelayanan yang sudah terakreditasi, kualitas pelayanan rumah sakit dalam negeri tidak berbeda dengan pelayanan rumah sakit di luar negeri. Publik pun tidak perlu ragu untuk menjalani pengobatan di rumah sakit dalam negeri. Hal itu disampaikan Kepala Humas Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Anjari Umarjiyanto, Kamis (14/2/2019), di Jakarta, menanggapi banyaknya warga Indonesia yang berobat ke rumah sakit di luar negeri seperti ke Malaysia dan Singapura.
Anjari menambahkan, banyaknya warga Indonesia yang berobat ke luar negeri menjadi tantangan sekaligus peluang bagi rumah sakit dalam negeri. ”Ini menjadi dorongan kuat bagi rumah sakit di Indonesia untuk memperbaiki diri sehingga menjadi pilihan utama untuk berobat,” katanya.
Sebenarnya kemampuan dokter di Indonesia begitu juga fasilitas di rumah sakit dalam negeri mampu bersaing dengan rumah sakit di luar negeri.
Di luar kemampuan dokter dan kelengkapan fasilitas, aspek yang perlu ditingkatkan adalah keramahan dalam pelayanan, tanpa mengurangi mutu dan keselamatan pasien. Melalui acara Hospital Expo yang digelar setiap tahun, Persi ingin menunjukkan kepada publik kemampuan layanan rumah sakit di Indonesia.
Meningkat
Sebelumnya, pada pameran Malaysia Healthcare Expo 2019 di Mal Central Park, Jakarta, Kamis (14/2), Chief Commercial Officer Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) Nik Yasmin Nik Azman mengungkapkan, pada 2018, dari sekitar 1 juta pasien asing yang berobat di Malaysia, lebih dari 60 persen di antaranya berasal dari Indonesia.
Tahun lalu, jumlah pasien asal Indonesia yang berobat ke rumah sakit di Malaysia mencapai lebih dari 670.000 orang. Sisanya berasal dari China, Vietnam, Myanmar, Inggris, Australia, dan Amerika Serikat. MHTC adalah badan bentukan Pemerintah Malaysia yang bertugas mengelola pariwisata kesehatan di Malaysia. Kualitas layanan kesehatan di Malaysia diklaim setara dengan kualitas layanan di negara maju dengan biaya yang lebih terjangkau. Pada 2018, jumlah total pengeluaran pasien asing untuk layanan kesehatan di Malaysia mencapai 1,3 miliar ringgit atau sekitar Rp 4,5 triliun.
”Peran utama MHTC adalah mempromosikan layanan kesehatan di Malaysia secara global dengan Indonesia sebagai salah satu pasar utama kami. Kesamaan budaya dan kedekatan geografis di antara kedua negara menjadi alasan kuat mengapa Malaysia menjadi tujuan layanan kesehatan yang populer bagi masyarakat Indonesia,” tutur Yasmin.
Sebagian besar pasien Indonesia berobat ke rumah sakit swasta di Kuala Lumpur, Penang, dan Malaka. Masalah kesehatan utama pasien Indonesia di sana antara lain terkait dengan jantung, kanker, ortopedi, estetik, dan bayi tabung.
Rata-rata biaya yang dikeluarkan pasien asing untuk layanan kesehatan di Malaysia sekitar 1.200 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 4,2 juta. Namun, angka itu tidak merepresentasikan biaya semua pasien secara tepat. (ADH/AYU)