SANAA, Senin —Pihak bertikai di Yaman setuju menarik pasukan dari pelabuhan-pelabuhan di Hodeidah. Penarikan pasukan itu membuka lagi peluang perdamaian di Yaman.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengumumkan persetujuan itu, Senin (18/2/2019). Pihak bertikai dinyatakan setuju menjalankan tahap pertama dari penarikan pasukan.
PBB mengupayakan perdamaian di Yaman selama beberapa tahun terakhir. Pada Desember 2018, perwakilan Pemerintah Yaman dan pemberontak Houthi menyetujui kerangka perdamaian di Swedia. Dalam perundingan itu, dibahas beberapa tahap penarikan pasukan Houthi dari Hodeidah.
Meski ada kesepakatan di Swedia, ada perbedaan soal mekanisme penerapan kesepakatan itu di Yaman. Akibatnya, nasib perdamaian Yaman menjadi tidak jelas setelah pertemuan Swedia.
Belakangan, setelah tertunda hampir 1,5 bulan, penarikan tahap pertama akhirnya mulai diterapkan. Dalam tahap pertama, Houthi akan meninggalkan Pelabuhan Saleef dan Ras Isa. Pelabuhan-pelabuhan itu dipakai untuk pasokan minyak dan gandum. Sementara pasukan Pemerintah Yaman dan pasukan koalisi asing pimpinan Arab Saudi akan mundur dari sisi timur Hodeidah. Di kawasan itu, pasukan Houthi dan Pemerintah Yaman-koalisi Saudi bertempur selama berbulan- bulan terakhir tanpa kemajuan berarti.
Pelaksanaan tahap pertama berarti membuka akses untuk pasokan bantuan kemanusiaan. Sebab, ketidaksepakatan soal penarikan pasukan dari Hodeidah berdampak pada pengiriman bantuan kemanusiaan. Seiring pelaksanaan tahap pertama, pemerintah dan pemberontak Yaman setuju membuka jalan yang menghubungkan Sana’a, ibu kota Yaman, dengan Hodeidah dan Taiz, kota lain di Yaman. Selain itu, akses ke penggilingan Laut Merah juga dibuka. Di sana tersimpan 50.000 ton gandum dari PBB. Cadangan itu cukup untuk 3,7 juta penduduk Yaman.
Tahap kedua
Selama ini, pemberontak Houthi mengontrol Kota Hodeidah yang menjadi lokasi berbagai pelabuhan penting bagi Yaman. Pelabuhan-pelabuhan Hodeidah menjadi pintu masuk hingga 80 persen impor Yaman. Hampir seluruh kebutuhan sehari-hari Yaman dipasok dari impor. Sementara pasukan pemerintah-koalisi asing berada di luar kota. Gabungan loyalis pemerintah-koalisi asing sudah lama mencoba merebut Hodeidah dari Houthi. Serangan udara bertubi-tubi ditambah serangan pasukan darat tetap tak bisa mengusir Houthi.
Pasukan Houthi akhirnya menjauhi pelabuhan lewat pelaksanaan tahap pertama penarikan pasukan. PBB menyatakan, tahap kedua akan segera dijalankan setelah tahap pertama dilakukan. Dalam tahap kedua, seluruh pasukan dari kedua kubu akan ditarik keluar Hodeidah.
Hal-hal prinsip pada tahap kedua dinyatakan sudah disepakati kedua kubu. Akan tetapi, PBB tidak menjelaskan secara terperinci soal kesepakatan untuk tahap dua. Para pihak akan berdiskusi hingga 10 hari ke depan soal posisi pasukan setelah penarikan dari Hodeidah. Pasukan Houthi dapat saja dipindahkan hingga 20 kilometer dari pelabuhan.
Pihak-pihak yang terlibat dari proses perundingan itu mengungkap, pihak bertikai sudah menyepakati kerangka waktu penarikan pasukan. Selain itu, disepakati pula mekanisme pengendalian Hodeidah oleh pasukan setempat.