NEW YORK, rabu —Perserikatan Bangsa-Bangsa menunggu inisiatif Pakistan-India terkait dialog soal Kashmir. Lembaga itu juga mendesak Islamabad-New Delhi segera meredakan ketegangan di Kashmir.
Juru bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Stephane Dujarric mengatakan, PBB menawarkan memediasi dialog kedua negara. Akan tetapi, dialog harus diminta kedua negara. ”Kami sangat prihatin dengan peningkatan ketegangan di antara kedua negara,” ujarnya, Selasa (19/2/2019) waktu New York atau Rabu dini hari, seraya menegaskan, Islamabad-New Delhi harus segera bertindak untuk meredakan ketegangan di Kashmir.
Dalam pertemuan dengan Sekjen PBB, Wakil Tetap Pakistan untuk PBB, Maleeha Lodhi, mendesak Dewan Keamanan PBB bertindak soal Kashmir. Ia menyebut, ketegangan di Kashmir bisa melemahkan proses perdamaian yang tengah diupayakan di Afghanistan. Sebagai negara tetangga, Pakistan berulang kali menyatakan perdamaian Afghanistan dan Pakistan saling terkait.
Sebelumnya, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menawarkan dialog dengan New Delhi. Ia juga menyatakan siap bekerja sama dengan India untuk menyelidiki insiden di Kashmir. Ia meminta India memberi informasi yang bisa ditindaklanjuti.
Kamis pekan lalu, bom yang dilemparkan seorang pemuda Kahsmir menewaskan 40 polisi India. Kelompok Jaish-e-Mohammad (JeM) mengklaim bertanggung jawab terhadap insiden itu. Senin kemarin, aparat India dan anggota JeM baku tembak di Pulwama, Kashmir. Akibatnya, 4 tentara, 1 polisi, 1 warga sipil, dan 3 anggota JeM tewas.
Kemarahan India
Kementerian Luar Negeri India menyatakan terkejut dengan pernyataan Khan. Sebab, Khan tidak menyebut insiden Kamis itu sebagai terorisme. Khan juga dinilai tidak mengecam tindakan itu atau menyatakan dukacita kepada keluarga korban.
Kemlu India menilai Khan mengabaikan klaim JeM soal insiden itu. ”Sudah rahasia umum bahwa Jaish-e-Mohammad dan pemimpinnya, Masood Azhar, berbasis di Pakistan. Hal itu seharusnya menjadi landasan cukup bagi Pakistan untuk bertindak. Pakistan selalu menyatakan sebagai korban terorisme. Hal itu tidak sesuai dengan kebenaran sebab Pakistan adalah akar terorisme,” demikian pernyataan Kemlu India itu.
Sementara itu, Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris berusaha memasukkan Azhar dalam daftar teroris PBB. Akan tetapi, upaya itu dihadang China, sekutu Pakistan. China sudah beberapa kali menghalangi upaya sejenis. Azhar pernah dipenjara hingga 1999 di India. Ia dibebaskan sebagai ganti pembebasan 150 penumpang pesawat Air India yang dibajak kala itu.(AP/AFP/RAZ)