Bagi Amerika Serikat dan Korea Utara, Vietnam bukan mitra baru, apalagi asing. Sejak puluhan tahun lalu, ketiga negara—dengan cara dan bentuknya masing-masing—telah terhubung, bahkan terikat jalinan sejarah. Reuters menulis, pada tahun 1966, Ahn Hak-soo adalah salah satu dari 300.000 tentara Korea Selatan yang bertempur bersama pasukan AS selama Perang Vietnam. Ia ditangkap tentara Vietnam Utara dan kemudian diserahkan kepada Korea Utara yang merupakan sekutu kunci Hanoi.
Secara khusus, terkait relasi antara Vietnam dan AS, publik Indonesia cukup akrab dengan kisah mereka di masa lalu. Selain lewat sejumlah film, seperti Rambo, Platoon, We Were Soldiers, Good Morning Saigon, dan serial Tur of Duty, publik mengenal keganasan hingga drama perang Vietnam. Kisah lama itu mengunci hubungan antara AS dan Vietnam dalam situasi yang buruk.
Namun, kisah itu telah lama berakhir. Setelah selama puluhan tahun, 40 tahun, Washington melarang penjualan senjata—termasuk bagian-bagiannya—kepada Hanoi, pada Oktober 2014, larangan itu dicabut. Meningkatnya ketegangan di kawasan Laut China Selatan disinyalir menjadi salah satu alasan bagi AS mengambil langkah rekonsiliasi dengan Vietnam.
Saat Presiden Barack Obama bertemu dengan mitranya, Presiden Vietnam Tran Dai Quang, pada Mei 2016, Obama menegaskan kembali komitmen AS mendukung Vietnam.
Dukungan itu—termasuk pencabutan larangan penjualan senjata mematikan kepada Hanoi—oleh sejumlah pihak dilihat sebagai bagian dari upaya komprehensif AS menormalisasi hubungannya dengan Vietnam.
Maret tahun lalu, AS untuk pertama kali mengirim kapal induknya, USS Carl Vinson, untuk berkunjung ke Vietnam. Pada bulan yang sama, Hanoi juga menerima hibah korvet antikapal selam, Kelas Pohang, yang sebelumnya dioperasikan oleh Angkatan Laut Korea Selatan. Vietnam, AS, dan Korsel yang pernah bertarung di medan perang kini menunjukkan relasi yang sedemikian nyaman, baik dalam bidang pertahanan maupun ekonomi.
Menurut kantor berita AP, sejak terlibat dalam geliat perdagangan global, Vietnam menjadi salah satu basis produksi Samsung, raksasa manufaktur asal Korsel. Pada tahun 2017, Samsung menyumbang lebih dari seperempat total ekspor Vietnam. Pada tahun itu, ekspor Vietnam mencapai 214 miliar dollar AS.
Dan yang juga menarik, pasar terbesar ekspor Vietnam adalah AS. Pada tahun 2017, ekspor ke AS mencapai hampir 42 miliar dollar AS. Produk yang dikirim antara lain telepon seluler, sepatu, dan pakaian jadi.
Sebaliknya, nasib berbeda dialami sekutu utama Vietnam di era perang, yaitu Korut. Hingga saat ini, Korut tetap terisolasi dan terlilit kemiskinan.
Ahn Yong-soo, saudara laki-laki Ahn Han-soo, mengatakan, sejak Hanoi menjalin relasi dengan barat dan Korsel, serta memulai serangkaian reformasi ekonomi dan politik yang dikenal dengan ”doi moi”, wajah negara itu berubah drastis.
Sejumlah orang berpendapat, reformasi ala Vietnam dapat menjadi model potensial bagi Korut.
Tentu saja ada banyak faktor yang memungkinkan hal itu terjadi. Satu faktor telah dimiliki Korut, yaitu warga yang dinilai banyak pihak sebagai sosok yang kreatif, ulet, dan pekerja keras. Faktor lain yang diperlukan adalah sikap terbuka dan rekonsiliatif.