Washington, Senin Amerika Serikat merencanakan strategi baru untuk menekan Presiden Venezuela Nicolas Maduro agar mau menyerahkan kekuasaan dan mengizinkan bantuan kemanusiaan internasional masuk ke Venezuela.
Pernyataan ini muncul dalam pertemuan antara Wakil Presiden AS Mike Pence, pimpinan Kelompok Lima (12 negara Amerika Latin plus Kanada), serta tokoh oposisi Venezuela Juan Guaido pada Senin (25/2/2019).
Pertemuan itu terjadi setelah bantuan kemanusiaan bagi Venezuela yang selama beberapa pekan dikumpulkan di sejumlah titik di perbatasan Kolombia dan Brasil gagal memasuki wilayah Venezuela.
Pasukan militer pro-Maduro memblokade iring-iringan bantuan kemanusiaan yang memasuki wilayah perbatasan dan berakhir dengan kekerasan. Tentara menembaki para aktivis yang mengawal bantuan tersebut dengan peluru karet dan gas air mata. Dalam insiden itu, dua orang tewas, salah satunya remaja berusia 14 tahun, dan ratusan orang luka-luka.
Menurut sebuah sumber Gedung Putih, Pence akan mengumumkan ”tindakan yang jelas” untuk Venezuela. ”Kami akan menunjukkan kepada dunia dan Maduro bahwa Amerika Serikat berdiri bersama rakyat Venezuela dan Amerika Serikat berdiri di belakang Guaido. Kami akan mendukungnya sampai demokrasi dipulihkan di Venezuela dan bantuan kemanusiaan sampai pada yang membutuhkan,” ujar sumber itu.
Washington berencana sepenuhnya mengambil langkah- langkah ekonomi dan diplomasi untuk menangani krisis di Venezuela.
Sanksi baru
Menlu AS Mike Pompeo kepada CNN mengatakan, Washington tak menutup kemungkinan menggunakan kekuatan militer, tetapi sejauh ini masih ada sejumlah sanksi yang bisa diterapkan.
Meski demikian, para pengamat menilai tambahan sanksi hanya akan menambah penderitaan rakyat Venezuela dan akan semakin meningkatkan ketegangan politik.
”Pengiriman bantuan kemanusiaan akhir pekan lalu merupakan upaya Washington untuk membuat militer Venezuela membelot. Dan itu gagal,” kata Mark Weisbrot dari Center for Economic and Policy Research yang menangani negosiasi di negara yang sedang krisis.
Jubir Uni Eropa Maja Kocijancic kemarin menegaskan bahwa intervensi militer harus dihindari dalam menyelesaikan krisis di Venezuela. ”Menurut pandangan kami, sangat jelas bahwa kita membutuhkan penyelesaian politis dan demokratis yang damai. Terkait itu, penyelesaian dengan kekerasan harus dihindari,” katanya.
Dalam drama akhir pekan lalu, ada sekitar 156 tentara Venezuela membelot ke Kolombia atau Brasil. ”Tak ada makanan di barak-barak militer. Bahkan, mereka tak menyediakan kasur. Kami harus tidur di lantai,” kata Sersan Carlos Eduardo Zapata yang membelot ke Brasil.
Konsolidasi
Pemerintahan Maduro merayakan kemenangan mereka menahan bantuan masuk ke Venezuela. ”Tak ada satu truk pun yang berhasil masuk ke Venezuela. Hari ini kita mengonsolidasikan kemenangan kemarin. Besok kita semakin terkonsolidasi,” kata Diosdado Cabello, tangan kanan Maduro, dalam aksi massa di Tachira.
Maduro menuduh bahwa aksi bantuan kemanusiaan merupakan pintu masuk bagi AS untuk melakukan invasi. Oleh karena itu, ia memerintahkan agar sejumlah jalur penyeberangan perbatasan antara Venezuela dengan Brasil dan Kolombia ditutup.
Menurut ilmuwan politik Laura Gil, insiden bantuan kemanusiaan akan semakin meningkatkan represi yang dilakukan Maduro. Namun, sebaliknya insiden itu juga akan semakin membuka kemungkinan intervensi asing di Venezuela. Hanya saja, saat ini Kelompok Lima belum mencapai konsensus, dengan cara apa Maduro dilengserkan. (AP/AFP/MYR)