”Everything is three dollar (semua tiga dollar),” teriak penjaga toko suvenir di pintu masuk pusat hiburan dan perbelanjaan Naama Bay, Sharm el-Sheikh, Mesir, Senin (25/2/2019) malam.
Penjaga toko itu keluar dari tokonya untuk membujuk wisatawan agar mampir dan membeli suvenir yang dipatok dengan harga 3 dollar AS untuk semua jenis suvenir. Hal serupa juga dilakukan para penjaga kafe.
Para penjaga di kafe-kafe tersebut, misalnya, berdansa diiringi musik Barat dengan harapan wisatawan mau mampir di kafe mereka. Itulah suasana hiruk-pikuk bisnis di Naama Bay, pusat hiburan dan perbelanjaan legendaris di kota Sharm el-Sheikh.
Bagi kota di tepi Laut Merah ini, nilai Naama Bay sangat istimewa. Keunggulan kota Sharm el-Sheikh terletak pada Naama Bay. Bahkan, ada anekdot yang cukup populer bahwa tidak sempurna mengunjungi Sharm el-Sheikh jika tidak datang ke Naama Bay.
Tidak sempurna mengunjungi Sharm el-Sheikh jika tidak datang ke Naama Bay.
Kota Sharm el-Sheikh dan Naama Bay ibarat dua sisi dari satu mata uang koin. Dua nama itu sudah menyatu. Kota Sharm el-Sheikh adalah Naama Bay, dan Naama Bay adalah Sharm el-Sheikh.
Naama Bay dikembangkan Pemerintah Mesir sejak awal tahun 1980-an setelah Mesir menerima kembali kota Sharm el-Sheikh dari Israel pasca-tercapainya kesepakatan damai Camp David antara Mesir dan Israel pada tahun 1979.
Naama Bay adalah kawasan teluk yang sangat indah di kota Sharm el-Sheikh. Selain dikenal sebagai pusat hiburan dan perbelanjaan, Naama Bay dilengkapi dengan banyak hotel bintang lima, seperti Hilton, Novotel, Movenpick, Helnan Marina, dan Marriott.
Banyak pula hotel bintang 2 dan 3 di Naama Bay. Bagi wisatawan asing dan lokal yang berkantong pas-pasan, Naama Bay menjadi pilihan untuk mencari hotel murah sesuai dengan kantong mereka.
Seperti halnya di Soho Square, yang dipaparkan di bagian kedua cerita perjalanan ini (Kompas, 27 Februari 2019), Naama Bay ramai dengan wisatawan pada malam hari. Kawasan itu jadi tempat hiburan wisatawan selepas menikmati wisata laut atau pegunungan pada siang hari.
Singkat kata, kunjungan ke Naama Bay pun tetap menjadi agenda utama wisata di Sharm el-Sheikh. Bus-bus dari hotel- hotel besar di kota itu biasanya berdatangan ke Naama Bay, malam hari, dengan membawa para tamu hotel itu.
Kawasan CBD
Naama Bay juga bisa disebut CBD (pusat kawasan bisnis)-nya kota Sharm el-Sheikh. Semua fasilitas kota, mulai dari hotel, restoran, kafe, toko suvenir, mal, hingga perbankan, tersedia. Restoran modern cepat saji, seperti KFC, McDonald’s, dan Pizza Hut, bertebaran di Naama Bay.
Dengan kelengkapan fasilitas di Naama Bay, hotel-hotel di kawasan itu sampai saat ini masih menjadi pilihan idola wisatawan mancanegara. Apalagi, kawasan tersebut juga menawarkan pemandangan alam yang amat indah.
Naama Bay menjadi salah satu tujuan utama dalam industri pariwisata, yang menjadi urat nadi kehidupan di Sharm el-Sheikh. Tercatat sekitar 5 juta wisatawan asing dan lokal mengunjungi kota Sharm el- Sheikh per tahun. Jumlah wisatawan itu diperkirakan terus bertambah pada tahun-tahun mendatang.
Guna mengurangi beban Naama Bay, pemerintah kota membangun Soho Square sebagai pusat hiburan dan perbelanjaan baru di belakang bandara. Namun, Naama Bay tetap saja ramai pengunjung. Mungkin, Naama Bay sudah terlalu legendaris bagi Sharm el-Sheikh.