CARACAS, SENIN —Tokoh oposisi Venezuela, Juan Guaido, Senin (11/3/2019), meminta parlemen mendeklarasikan situasi negara darurat pasca-listrik padam total pada akhir pekan lalu, yang mengakibatkan sedikitnya 15 pasien rumah sakit meninggal.
Pernyataan itu muncul pada saat persaingan kekuasaan antara Juan Guaido, yang Januari lalu mendeklarasikan diri sebagai pejabat presiden, dan Presiden Nicolas Maduro semakin mengeras. Guaido, yang saat ini didukung lebih dari 50 negara, memanfaatkan kejadian pemadaman listrik total di seluruh Venezuela sebagai ”senjata” untuk memojokkan Maduro.
”Kita harus memperhatikan bencana besar ini. Kita tidak bisa mengabaikannya,” kata Guaido, yang terus menggalang dukungan rakyat agar turun ke jalan dan menekan Maduro untuk mundur. ”Kalian memiliki hak untuk turun ke jalan, berunjuk rasa, dan menuntut pemerintah karena rezim ini telah membiarkan rakyat Venezuela mati,” katanya.
Namun, Maduro membalas pernyataan Guaido melalui Twitter bahwa dirinya pantang mundur. ”Strategi jahat yang digunakan untuk membuat kita berkonfrontasi akan gagal.”
Makin menderita
Listrik yang mati di seluruh Venezuela sejak Kamis malam berangsur pulih pada Minggu malam. Insiden itu semakin membuat rakyat Venezuela yang saat ini didera kelangkaan pangan dan obat-obatan semakin menderita.
Kita harus memperhatikan bencana besar ini. Kita tidak bisa mengabaikannya.
”Seandainya saja saya bisa, saya ingin meninggalkan negara ini. Situasinya sudah tak tertahankan. Apa pun sudah sulit diperoleh saat ini,” kata Renee Martinez (31), warga Caracas.
Penduduk berbondong-bondong mencari sumber mata air karena pompa air tak bekerja. Ratusan mobil juga mengantre di pompa bensin. Kondisi dipersulit karena pemerintah menerapkan jam malam mulai pukul 17.00 sehingga warga kesulitan untuk membeli makanan dan air minum.
Rumah sakit-rumah sakit memanfaatkan generator yang terbatas untuk pasien-pasien yang kondisinya kritis dan tergantung pada oksigen, alat cuci darah, dan mesin lainnya. Menurut laporan sebuah LSM kesehatan, sedikitnya 15 pasien cuci darah meninggal.
Situasi ini merupakan kelanjutan krisis di Venezuela. Pada akhir bulan lalu, Maduro memblokade upaya penyaluran bantuan kemanusiaan yang digalang Guaido.