Militer Yakin Milisi Pendukung NIIS di Filipina Sudah Habis
Oleh
·2 menit baca
MANILA, SABTU —Militer Filipina meyakini milisi Daulah Islamiyah, pendukung kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) sudah habis di negara itu. Dalam serangan terbaru, Kamis (14/3/2019), pemimpin de facto milisi itu diduga tewas.
Daulah Islamiyah merupakan aliansi para kombatan pro- NIIS, baik dari manca maupun warga asli Filipina, yang berasal dari kelompok-kelompok bersenjata di wilayah Mindanao.
Militer Filipina melancarkan serangan darat dan udara selama beberapa waktu terakhir di Mindanao. Sepanjang pekan ini, serangan menewaskan puluhan milisi. Salah seorang di antara mereka diduga pria yang dikenal bernama Abu Dar.
Hingga Sabtu (16/3), tim forensik masih memeriksa apakah salah satu dari empat anggota milisi yang tewas itu adalah Abu Dar. Militer Filipina meyakini pria itu adalah pemimpin Daulah Islamiyah.
Komandan AD Filipina di Mindanao Kolonel Romeo Brawner mengatakan kepada ABS-CBN News, jika kematian Abu Dar terkonfirmasi, artinya pendukung NIIS sudah dinetralkan di Filipina. Istilah ”dinetralkan” kerap dipakai untuk menyatakan seseorang atau kelompok sudah dihabisi.
Pada 2017, Daulah Islamiyah menguasai kota Marawi selama lima bulan. Pemimpin utama milisi itu, salah satunya adalah Isnilon Hapilon, yang ditunjuk sebagai emir NIIS di Asia Tenggara, tewas dalam serangan udara dan perang kota.
Dalam sebuah video yang disita, Abu Dar terlihat duduk di samping Hapilon. Kematian Abu Dar menjadi kemajuan penting atas upaya pemberantasan militan di Mindanao.
Operasi besar
Militer Filipina melancarkan operasi besar-besaran setelah serangan bom di Jolo, Januari 2019, beberapa hari setelah referendum otonomi Mindanao diterima warga dengan dukungan meyakinkan. NIIS mengaku bertanggung jawab atas serangan di gereja yang menewaskan 22 orang itu.
Militer Filipina menyebut serangan sepekan terakhir menewaskan sedikitnya empat tentara. Sebaliknya, milisi yang tewas berjumlah puluhan orang. Militer Filipina mengerahkan pesawat dan helikopter pengebom ke lokasi-lokasi pertahanan para militan. Setelah membombardir lewat udara, pasukan darat dikerahkan untuk mengejar milisi.
Panglima Divisi Infanteri Ke-6 Mayor Jenderal Cirilito Sobejana mengatakan, serangan menyasar kubu NIIS yang diperkuat hingga 100 milisi. Di antara mereka, ada anggota milisi asal Singapura, Muhamad Ali Abdul Rahiman, yang sejak lama diburu. Selain dia, diduga ada pula pakar bom Salahudin Hasan dan tokoh penting milisi NIIS yang dikenal sebagai Abu Toraype.
Milisi yang diburu, antara lain, pelarian dari Marawi. Kota itu sudah dikendalikan lagi oleh Manila. Namun, sebagian milisi berasal dari kota itu, sebagian lainnya adalah orang asing, yang lari dari tempat lain dan melanjutkan perlawanan di kota tersebut. (AP/REUTERS/RAZ)