Seattle, Selasa-Boeing mengumumkan perbaikan gratis untuk perangkat lunak dalam pesawat 737 Max. Keputusan itu menyusul dua kecelakaan yang melibatkan dua pesawat 737 MAX-8 dan penyelidikan regulator penerbangan Amerika Serikat oleh komisi independen.
Boeing mengundang 200 pilot dari berbagai maskapai di beragam negara soal perbaikan perangkat lunak itu. Perusahaan asal Amerika Serikat juga mengundang perwakilan pakar teknis dan pengatur penerbangan dari berbagai negara. Garuda Indonesia juga diundang menghadiri pertemuan di pabrik pusat Boeing di Renton, Senin (25/3/2019) waktu AS atau Selasa pagi WIB itu. Akan tetapi, Garuda tidak datang dan memilih mengikuti penjelasan lewat siaran melalui internet. Garuda sudah mengumumkan akan mengaji pembatalan pembelian 49 unit 737 Max.
Dalam versi terbaru perangkat lunak itu, pembatalan anti-stall otomatis akan dibatasi. Stall adalah kondisi pesawat naik terlalu tajam. Dalam perangkat lunak pesawat, ada sistem yang membuat pesawat mengubah arahnya dari naik menjadi turun. Sejumlah pihak tengah menyelidiki apakah perintah otomatis itu memicu 737 Max-8 yang dioperasikan Lion Air dan Ethiopian Airlines menukik terlalu tajam lalu jatuh dan menewaskan 350 orang. Otoritas Perancis, yang memeriksa kotak hitam pesawat Ethiopian Airlines, dan Ethiopia menduga ada kesamaan dalam dua kecelakaan itu. Dugaan itu membuat tekanan pada Boeing dan regulator penerbangan AS, Federal Aviation Agency (FAA).
Belum diketahui kapan perangkat lunak akan tersedia. Sebab, perubahan apa pun akan membutuhkan persetujuan regulator penerbangan berbagai negara. Sejumlah negara meragukan FAA setelah kecelakaan Lion Air dan Ethiopian Airlines.
Penyelidikan FAA
Bahkan, AS mengumumkan pembentukan komisi independen untuk memeriksa FAA. Kementerian Transportasi AS menyatakan, penyelidikan difokuskan soal cara FAA menyertifikasi 737 MAX.
Mantan Komandan Transportasi AS Laksamana (Purn) Darren McDew dan mantan Presiden Asosiasi Pilot Lee Moak memimpin komisi itu. “Pengkajian oleh pakar dari luar akan membantu menentukan apakah peningkatan bisa dibuat dalam proses sertifikasi pesawat oleh FAA,” kata Menteri Transportasi AS Elaine Chao.
Sementara itu, Pelaksana tugas Kepala FAA Dan Elwell, Kepala Badan Nasional Keselamatan Transportasi AS Robert Sumwalt, Inspektur Jenderal Departemen Transportrasi Calvin Scovell akan diperiksa komisi perdagangan Senat AS. Pemeriksaan terkait kecelakaan Lion Air dan Ethiopian Airlines. Dalam audit 2015 oleh Departemen Transportasi AS terungkap, hanya 4 persen personel FAA terlibat dalam proses sertifikasi pada tahun itu.
Kejaksaan Agung AS, Departemen Transportasi, dan parlemen kini berlomba menyelidiki proses sertifikasi Boeing oleh FAA.
Dalam pernyataan terpisah, FAA menyebut sertifikasi 737 Max mengikuti standard prosedur dan butuh total lima tahun. FAA menyebut tidak ada laporan soal dugaan upaya mempercepat sertifikasi 737 MAX.
Anggota parlemen AS menduga FAA mengizinkan Boeing dan produsen pesawat memantau proses penentuan kelaikterbangan pesawat baru. Keputusan itu sama dengan membiarkan serigala mengawasi kandang ayam. (REUTERS/AFP)