Brussels, Rabu— Uni Eropa kemungkinan memberikan perpanjangan tenggat yang lebih lama kepada Inggris. Terkait hal itu, Presiden Dewan Eropa Donald Tusk telah meminta para pemimpin dari 27 negara anggota UE bersikap fleksibel dengan memperpanjang tenggat Brexit sampai satu tahun, tetapi tetap dengan persyaratan.
Keputusan itu akan dikeluarkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa di Brussels, Belgia, Rabu (10/4/2019) malam. Perdana Menteri Inggris Theresa May telah berada di Brussels untuk menyampaikan proposalnya berisi permintaan perpanjangan tenggat Brexit sampai 30 Juni.
Seharusnya tenggat Brexit berakhir pada 12 April besok, tetapi sampai hari ini Inggris masih dibelenggu kebuntuan politik sehingga belum jelas apakah Inggris akan keluar dari UE dengan kesepakatan atau tidak.
Sebelum ke Brussels, PM May bertemu Kanselir Jerman Angela Merkel di Berlin dan Presiden Perancis Emmanuel Macron di Paris.
Macron secara terbuka melontarkan rasa frustrasinya melihat krisis politik di Inggris. Ia menginginkan Inggris segera menetapkan sikap dan tidak menyandera agenda Uni Eropa. Pernyataan Macron ini menimbulkan spekulasi bahwa Perancis akan memveto perpanjangan Brexit.
Namun, seusai pertemuan May dan Macron, jubir Pemerintah Perancis menyatakan bahwa Macron tidak menentang perpanjangan Brexit.
Tak ingin lama
Meski permintaan Inggris kemungkinan besar dikabulkan Brussels, London tidak berharap perpanjangan itu akan lebih dari 30 Juni. Kepada Radio 4 BBC, Menteri Urusan Brexit Steve Barclay menyatakan bahwa dirinya dan PM May tidak menginginkan perpanjangan yang lama. Namun, hal itu mungkin terjadi karena parlemen tak mendukung kesepakatan Brexit yang ditandatangani Inggris-UE, November.
”Alasan kami datang kembali ke Brussels bukan karena (keinginan) perdana menteri, melainkan karena parlemen kembali menolak melakukan voting terhadap kesepakatan Brexit. Ini merupakan konsekuensi akibat parlemen, bukan pemerintah,” kata Barclay.
Dalam pertemuan dengan para pemimpin UE, May harus meyakinkan mereka bahwa saat ini pemerintah memiliki negosiasi yang kredibel dengan Partai Buruh.
Sehari sebelum KTT UE, Donald Tusk menyampaikan proposal berupa perpanjangan tenggat Brexit yang lebih lama, fleksibel, tetapi tidak lebih dari satu tahun. Meski demikian, Inggris tetap bisa keluar lebih cepat dari UE seandainya kesepakatan Brexit telah diratifikasi parlemen.
Berdasarkan pengalaman, Tusk tidak yakin May mampu meyakinkan parlemen meratifikasi kesepakatan Brexit sebelum 30 Juni. ”Pihak mana pun tak boleh merasa dilecehkan dalam proses yang sulit ini,” kata Tusk. (AFP/REUTERS/MYR)