Palestina Berharap Peran Lebih Dunia Internasional
Oleh
Musthafa Abd Rahman dari Kairo, Mesir
·2 menit baca
KAIRO, KOMPAS Palestina menyikapi hasil pemilu Knesset (parlemen) Israel dengan kekecewaan besar setelah kubu kanan dan agama di Israel meraih suara mayoritas, yakni 65 dari 120 kursi Knesset. Pejabat senior Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Saeb Erekat, mengatakan, pemilih Israel telah memberikan suara untuk melanggengkan status quo saat ini.
”Rakyat Israel memberi suara untuk tidak mengakhiri pendudukan Israel atas wilayah Palestina, dan mereka memberi suaranya untuk melanggengkan rasialis dan apartheid di Israel,” kata Erekat kepada harian Asharq al Awsat edisi Kamis (11/4/2019).
Menurut Erekat, partai-partai di Israel yang mendukung solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel hanya meraih 18 kursi. Karena itu, lanjut Erekat, masyarakat internasional harus lebih berandil mengakhiri pendudukan Israel atas wilayah Palestina. Perimbangan kekuatan di pentas politik Israel saat ini tidak memungkinkan lagi untuk mengajak Pemerintah Israel berunding dan mengakhiri pendudukannya di wilayah Palestina.
Erekat menyebutkan, pemilu Israel saat ini hanya menjadi mekanisme melestarikan status quo dengan biaya yang jauh lebih kecil. Ia lalu memberi peringatan keras, jika situasi status quo terus berlanjut tanpa ada solusi adil, akan lahir radikalisme baru di Timur Tengah pasca-berakhirnya radikalisme era kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS).
Seperti diketahui, PM Israel Benjamin Netanyahu menjelang pemungutan suara mengisyarakatkan akan menganeksasi wilayah Tepi Barat menjadi wilayah Israel. Sebelumnya, Israel telah mendapat pengakuan AS atas kedaulatan Israel terhadap Dataran Tinggi Golan serta pengakuan AS atas Jerusalem sebagai ibu kota Israel.
Wakil Kepala Biro Politik Hamas Essam al-Dalis mengatakan, hasil pemilu Israel dan semakin berpihaknya AS ke Israel akan memaksa Palestina menghadapi tantangan baru yang mengarah akan menguburkan isu Palestina.
Selasa malam lalu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menegaskan siap duduk berunding dengan Pemerintah Israel mendatang jika mereka masih percaya dengan perdamaian.
”Perdamaian adalah kepentingan Palestina, Israel, dan masyarakat internasional. Mari datang ke meja perundingan dan tangan kami terulur untuk perundingan damai, tetapi kami tidak akan mengorbankan hak-hak kami,” kata Abbas.
Di Amman, Raja Abdullah II dari Jordania juga menyerukan lebih ditingkatkan upaya internasional mengakhiri konflik Israel-Palestina dengan berpijak pada prinsip solusi dua negara. ”Raja Jordania itu menegaskan pentingnya menjaga status hukum dan sejarah atas kompleks Masjid Al Aqsa di Jerusalem Timur.
Jordania akan komitmen menjaga dan menjadi abdi atas tempat-tempat suci Islam dan Kristen di Jerusalem Timur,” ujar Raja Abdullah II saat menerima Presiden Italia Sergio Mattarella di Amman, Rabu.