tripoli, minggu Pertempuran di dekat Tripoli telah menewaskan 121 orang dan melukai 561 sejak pasukan nasional Libya (LNA) loyalis Jenderal Khalifa Haftar melancarkan serangan awal bulan ini untuk mengambil alih ibu kota Libya itu. Demikian pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui media sosial Twitter yang dikutip Minggu (14/4/2019).
Otoritas WHO mengatakan, organisasi itu mengirim pasokan medis dan lebih banyak staf ke Tripoli. Lembaga itu juga mengecam serangan berulang terhadap petugas kesehatan dan alat-alat transportasi WHO selama pertempuran yang meletus sejak 4 April itu.
Pasukan Haftar, yang menguasai sebelah timur negara itu, telah menentang seruan internasional untuk menghentikan pertempuran mereka melawan pejuang yang loyal kepada pemerintah kesepakatan nasional (GNA) yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berbasis di Tripoli.
Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan, lebih dari 13.500 orang telah telantar akibat konflik itu. Dari jumlah itu, lebih dari 900 warga tinggal sementara di tempat penampungan.
”Tiga personel medis tewas dan lima ambulans rusak akibat terjangan peluru,” kata OCHA dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Sabtu pekan lalu.
Selain bertarung di darat, kedua pihak telah meluncurkan serangan udara harian dan saling menuduh lawan membidik warga sipil. Negara di Afrika utara itu berada dalam kekacauan sejak penggulingan diktator Moammar Khadafy pada 2011.
Penggulingan itu didukung NATO. Hal itu telah menyebabkan penciptaan sejumlah milisi yang membingungkan di mana para pihak berusaha mengambil kendali.
Dukungan Saudi
Sementara itu, The Wall Street Journal sebagaimana dikutip Al Jazeera pada Sabtu menyatakan, beberapa hari sebelum serangan dilancarkan Haftar, Arab Saudi menawarkan dana puluhan juta dollar AS sebagai bentuk bantuan untuk operasi tersebut.
Tawaran Arab Saudi tersebut disampaikan ketika Haftar mengunjungi Riyadh. Mengutip pernyataan seorang penasihat senior Pemerintah Saudi, dana tersebut diterima oleh Haftar. Dana itu digunakan untuk menggalang kekuatan, termasuk perekrutan dan pembayaran para anggota milisi.(AFP/BEN)