Palestina Galang Dukungan Liga Arab Menolak Proyek ”Transaksi Abad Ini” AS
Palestina mencoba melakukan perlawanan terhadap proyek perdamaian Palestina-Israel yang dirancang Pemerintah AS dan kerap disebut dengan istilah ”Transaksi Abad Ini”, yang akan diluncurkan pada Juni mendatang atau setelah Idul Fitri.
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN (DARI KAIRO, MESIR)
·3 menit baca
KAIRO, KOMPAS — Palestina mencoba melakukan perlawanan terhadap proyek perdamaian Palestina-Israel yang dirancang Pemerintah Amerika Serikat dan kerap disebut-sebut dengan istilah ”Transaksi Abad Ini”, yang akan diluncurkan pada bulan Juni mendatang atau setelah Idul Fitri.
Transaksi itu diberitakan akan banyak merugikan Palestina karena menghapus istilah solusi dua negara dan membuka peluang Israel menganeksasi sebagian wilayah Tepi Barat.
Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh dalam rapat mingguan kabinet Palestina, Senin (22/4/2019), di Ramallah menegaskan, Palestina siap membekukan semua bentuk hubungan dengan Israel jika Israel menganeksasi wilayah Tepi Barat sebagai bagian dari Transaksi Abad Ini.
Shtayyeh juga menyerukan agar negara-negara Arab berkomitmen menyalurkan bantuan keuangan kepada Palestina yang tengah berusaha keluar dari krisis keuangan.
Sebelumnya, para menteri luar negeri negara-negara anggota Liga Arab dalam sidang darurat di Kairo, Minggu (21/4/2019), menegaskan, Liga Arab akan berkomitmen melaksanakan bantuan keuangan senilai 100 juta dollar AS per bulan sesuai dengan rekomendasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab di Tunis, akhir Maret lalu, untuk meringankan tekanan politik dan keuangan terhadap Palestina agar Palestina menerima proyek Transaksi Abad Ini.
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas turut hadir dalam sidang Liga Arab di Kairo, guna meyakinkan Liga Arab agar menolak proyek perdamaian Transaksi Abad Ini.
Penolakan Liga Arab
Liga Arab dalam pernyataannya menegaskan, Liga Arab telah menyampaikan inisiatif perdamaian pada tahun 2002 yang berdasarkan resolusi PBB dan hukum internasional, serta prinsip tanah dengan imbalan perdamaian. Liga Arab lalu menyatakan menolak inisiatif atau transaksi apa pun yang tidak berdasar resolusi PBB.
Liga Arab menyatakan pula, transaksi damai tidak akan berhasil mewujudkan perdamaian abadi yang komprehensif di Timur Tengah jika tidak memenuhi hak-hak legal rakyat Palestina, khususnya hak menentukan nasib sendiri dan berdirinya negara Palestina yang berdaulat di atas tanah tahun 1967 dengan ibu kota Jerusalem Timur.
Liga Arab menyerukan agar masyarakat internasional melaksanakan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2334 yang menolak permukiman Yahudi dan melindungi warga sipil Palestina sesuai dengan Resolusi Majelis Umum PBB Nomor 10-20 Tahun 2018.
Dalam forum sidang Liga Arab itu, Abbas menyampaikan, tidak ada suatu hal yang baru dalam proses perdamaian Israel-Palestina sejak Kesepakatan Oslo tahun 1993. Sebaliknya, kata Abbas, proses perdamaian berjalan dari buruk ke lebih buruk lagi.
Abbas mengungkapkan, PM Israel Yitzhak Rabin yang telah mencapai kesepakatan damai dengan Palestina telah dibunuh. Kemudian, datang Benjamin Netanyahu ke tampuk kekuasaan yang menutup pintu perdamaian karena ia tidak percaya pada perdamaian.
Sehari sebelum sidang menteri luar negeri Liga Arab digelar, Sabtu, Abbas menemui Presiden Mesir Abdel Fatah el-Sisi untuk meminta Mesir agar menolak Transaksi Abad Ini.
Sisi kepada Abbas menegaskan komitmen Mesir mendukung Palestina dalam upaya mencapai solusi adil dan komprehensif. Sisi berjanji akan berupaya bekerja sama dengan pihak-pihak terkait agar situasi tidak semakin buruk.
Sisi berjanji pula akan melobi negara-negara donor untuk mendapat mekanisme solusi krisis pendanaan atas Badan Bantuan Sosial dan Pekerja PBB (UNRWA) yang menangani urusan pengungsi Palestina. AS telah menghentikan suplai dana ke UNRWA sejak Agustus 2018. Selama ini, AS menyumbang sekitar 30 persen dari anggaran UNRWA per tahun yang mencapai 1,1 miliar dollar AS.