JAKARTA, KOMPAS—Indonesia dan India memiliki hubungan diplomatik yang sangat erat selama tujuh dekade ini. Bahkan, hubungan warga kedua negara sudah terjalin jauh sebelum itu. Ke depan, hubungan ini seharusnya bisa ditindaklanjuti dalam langkah yang lebih konkret untuk kepentingan bersama.
Seusai memperingati 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-India di Jakarta, Selasa (23/4/2019), Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir mengatakan, bagi Indonesia 70 tahun hubungan diplomatik dengan India hampir sama dengan usia kemerdekaan Indonesia.
Sesungguhnya Indonesia dan India memiliki hubungan yang sudah terjalin jauh sebelum 70 tahun lalu. Interaksi kedua bangsa, terutama dalam perdagangan, sudah berlangsung lama sebelum saat itu.
Namun, ujar Fachir, sering kali kita terlalu sering berbicara masa lalu, tetapi sulit menerjemahkannya dalam kerja sama ke depan. ”Untungnya sejak 2005 kita memiliki hubungan kemitraan strategis yang ditingkatkan lagi menjadi kemitraan komprehensif tahun 2018 di Jakarta yang dihadiri oleh Perdana Menteri Narendra Modi. Kalau sudah komprehensif, semua aspek kehidupan dan bidang kerja sama seharusnya ditangani lebih terstruktur, sistematis, dan terukur,” katanya.
Saat ini, Indonesia dan India memiliki hubungan kerja sama di bidang pertahanan dan militer. Selain itu, hubungan kerja sama di bidang ekonomi juga cukup ambisius. Tahun 2025 ditargetkan nilai perdagangan Indonesia dengan India mencapai 50 miliar dollar AS, hampir tiga kali lipat dari sekarang yang masih 18 miliar dollar AS.
Hubungan antara warga Indonesia dan India juga harus tetap dijaga, terlebih warga India merupakan salah satu turis mancanegara yang banyak berkunjung ke Indonesia. Dalam setahun, hampir setengah juta turis India berwisata ke Indonesia.
Semua hal itu menjadi landasan untuk terus meningkatkan kerja sama di masa depan. Satu hal yang ke depan perlu diperkuat, menurut Fachir, adalah kerja sama bidang maritim. ”Baru beberapa waktu lalu ada perjalanan khusus dari Aceh ke Andaman menggunakan kapal membawa produk-produk dari Aceh,” katanya.
Duta Besar India untuk Indonesia Pradeep Kumar Rawat mengatakan bahwa dalam konteks interaksi antarnegara 70 tahun adalah waktu yang pendek. Jauh sebelum itu, leluhur kedua bangsa telah menjalin hubungan sosial, kultural, dan komersial. Bahkan, India dan Indonesia juga memiliki filosofi yang satu makna dengan Bhinneka Tunggal Ika.
Selain itu, kedua pemimpin negara, yakni Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Pandit Jawaharlal Nehru, juga saling mendukung untuk mencapai kemerdekaan dan saling mengakui eksistensi setiap negara. Salah satu peristiwa penting dalam hubungan diplomatik kedua negara adalah lawatan Presiden Soekarno ke India, Januari 1950. Pada Juni 1950, Nehru melawat ke Indonesia.
Pada tahun 1955, kedua negara pun menjadi penggerak Konferensi Asia Afrika yang menyerukan kemerdekaan negara-negara di Benua Asia dan Afrika.
Menurut Rawat, perasaan kedekatan secara historis dan kultural yang selama ini ada antara Indonesia dan India harus diterjemahkan ke dalam langkah yang lebih nyata di masa depan. Salah satu langkah nyata itu, misalnya meningkatkan nilai perdagangan antarkedua negara.
Dalam peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-India, sejumlah acara digelar, mulai dari pameran foto hingga peluncuran prangko edisi Ramayana. Foto yang ditampilkan dalam pameran itu adalah foto-foto yang menggambarkan hangatnya hubungan diplomatik kedua negara selama periode 1949-2019. Adapun prangko edisi Ramayana yang diterbitkan PT Pos didesain oleh perupa terkemuka Nyoman Nuarta. (ADH)