WASHINGTON, KAMIS— Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Kamis (25/4/2019), mengumumkan pencalonan dirinya sebagai kandidat presiden AS dari Partai Demokrat untuk bersaing pada pemilu presiden tahun 2020. Ia harus bersaing dulu dengan 19 bakal calon lain dari Demokrat, termasuk Senator Elizabeth Warren, Kamala Harris, dan Bernie Sanders.
Joe Biden (76), yang dua kali menjadi wapres pada era Presiden Barack Obama, pun langsung berada di posisi terdepan bursa capres Demokrat. Dalam video pengumuman pencalonannya, Biden mengingatkan pertaruhan yang harus dicurahkan untuk menghadapi Presiden Donald Trump dari Republik dalam pemilu tahun depan.
”Kita berada dalam pertempuran demi jiwa negeri ini,” kata Biden. ”Saya yakin, sejarah akan melihat kepemimpinan presiden sekarang dalam empat tahun ke belakang sebagai momen menyimpang. Namun, jika kita memberi Donald Trump delapan tahun di Gedung Putih, dia akan selamanya dan secara fundamental mengubah karakter bangsa ini, siapa kita, dan saya tidak bisa berdiam diri dan membiarkan itu terjadi.”
Trump merespons deklarasi Biden lewat cuitan di Twitter, ”Selamat datang dalam persaingan, Sleepy Joe”. Pendukung Trump memperingatkan, Biden bisa menjadi ancaman terbesar bagi Trump di kalangan pekerja kulit putih di Midwest, yang dimenangi Trump tahun 2016.
Mulai pekan depan, Biden akan berkeliling dan berkampanye. Ia akan mengunjungi Pittsburgh, Senin mendatang. Pennsylvania, tak jauh dari daerah asal Biden, Delaware, adalah negara bagian yang menjadi kunci pertarungan yang pada 2016 mendukung Trump.
Di internal Demokrat, Biden diperkirakan akan bertarung sengit dengan Senator Bernie Sanders dari Vermont, seorang demokratik-sosialis. Meski belum menetapkan program dan tawaran kebijakan sebagai kandidat, Biden mendukung banyak hal yang disuarakan kaum progresif, termasuk menaikkan upah minimum, mengatasi dampak perubahan iklim, melarang kepemilikan senapan serbu, dan kuliah gratis di perguruan tinggi negeri.
Kyle Kondik, analis politik di University of Virginia, mengatakan, masih belum jelas apakah Biden dapat membangun basis dukungan yang loyal. Mengingat dukungan dari warga Afro-Amerika dan hubungannya dengan Obama, Biden dapat memengaruhi pencalonan Senator Kamala Harris, senator dari California.
Masuknya Biden juga mengancam kandidat Pete Buttigieg, Wali Kota South Bend, Indiana, yang diuntungkan oleh gelombang liputan media dalam beberapa pekan terakhir. Biden juga akan menekan pencalonan mantan Menteri Perumahan dan Pembangunan Kota Julian Castro dari Texas, Senator Kirsten Gillibrand dari New York, dan mantan Gubernur Colorado John Hickenlooper.
Namun, Biden menghadapi tantangannya sendiri, termasuk pertanyaan apakah ia terlalu tua untuk mencalonkan diri di tengah tuntutan terhadap munculnya wajah-wajah baru yang lebih segar dan dorongan dari sayap liberal partai.
Biden gagal menarik dukungan banyak pemilih selama pencalonan sebelumnya, yakni pada 1988 dan 2008. Ketika spekulasi tentang upaya pencalonan ketiga kalinya muncul, Biden dikecam terkait kecenderungannya menyentuh dan mencium orang-orang yang tak dikenalnya secara dekat di acara- acara politik. Beberapa perempuan menyatakan, kebiasaan Biden seperti itu telah membuat mereka merasa tak nyaman. Biden telah meminta maaf atas hal itu. (REUTERS/AP/AFP/ADH)