Serangan Pemerintah atas Basis Pemberontak Semakin Intensif
Oleh
·3 menit baca
BEIRUT, SELASA— Pemerintah Suriah dan sekutunya, Rusia, telah meningkatkan aktivitas pengeboman dalam beberapa hari terakhir. Bentrokan antara pasukan Pemerintah Suriah dan pemberontak di Barat Laut negara itu pun telah menewaskan 43 pejuang.
Kelompok pemberontak juga menembakkan roket ke pangkalan udara Rusia di wilayah tersebut, tetapi berhasil dihalau sistem pertahanan udara. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, serangan itu tidak menimbulkan korban.
Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah yang berbasis di Inggris, Senin (6/5/2019), menyebutkan, 22 pejuang pro-pemerintah termasuk di antara mereka yang tewas dalam pertempuran sengit di Provinsi Hama di bagian Utara Suriah.
Di samping itu, 21 pemberontak termasuk anggota Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang dulu adalah cabang Al Qaeda di Suriah, dan sekutunya, Partai Islam Turkistan, juga tewas dalam pertempuran itu.
Pertempuran itu terjadi ketika pasukan pemerintah memasuki dua desa dan puncak bukit yang strategis di wilayah itu.
Wilayah Barat Laut Suriah adalah satu-satunya daerah kuat yang dikuasai pemberontak. Kantor berita pemerintah SANA mengatakan, pasukan Suriah melancarkan ”operasi intensif”, yang menargetkan jalur pasokan dan daerah tempat kelompok-kelompok bersenjata beroperasi di Hama Utara dan Idlib yang berdekatan.
Wilayah yang dikuasai HTS telah menjadi sasaran pengeboman yang semakin intensif dalam sebulan terakhir sehingga mendorong gelombang baru pengungsi.
Pada Senin (6/5), lima warga sipil tewas dalam serangan artileri serta serangan udara pasukan pemerintah yang didukung sekutunya, Rusia atas wilayah Idlib dan daerah-daerah sekitarnya.
Seorang fotografer AFP di Idlib melihat beberapa rumah hancur total oleh serangan terbaru. Seorang lelaki yang kehilangan istrinya, menantu perempuannya, dan kedua cucunya dalam serangan itu semalam mempersiapkan sebuah truk pikap untuk merelokasi anggota keluarganya yang masih hidup. ”Saya tidak tahu ke mana saya akan pergi,” katanya kepada AFP.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mendesak pihak-pihak yang bertikai melindungi warga sipil dan menghormati gencatan senjata.
Guterres ”menyerukan pentingnya penurunan eskalasi ketika memasuki bulan suci Ramadhan dan mendesak para pihak kembali sepenuhnya pada kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani pada 17 September 2018”.
Fasilitas kesehatan
Refugees International menyatakan, lebih dari 140.000 warga sipil dipaksa melarikan diri dari wilayah pertempuran sejak Februari lalu. Menurut PBB, serangan intensif juga telah mengenai sekolah dan fasilitas kesehatan. David Swanson dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan, sejak 28 April 2019 setidaknya tujuh fasilitas kesehatan dilaporkan terkena serangan, termasuk 4 di Hama dan 3 di Idlib.
Rusia yang mendukung Pemerintah Suriah dan Turki yang mendukung pemberontak pada September menandatangani kesepakatan zona penyangga untuk mencegah serangan besar-besaran Suriah atas Idlib di dekat perbatasan Turki.
Namun, wilayah yang berpenduduk sekitar 3 juta orang itu justru menjadi sasaran bombardir sejak HTS mengambil kendali penuh pada Januari.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pangkalan udara Hmeimim di Provinsi Latakia yang berbatasan dengan Idlib telah menjadi target serangan roket pada Senin (6/5/).
”Secara keseluruhan ada 36 roket yang ditembakkan” dalam dua serangan terpisah yang ”ditangkis oleh sistem pertahanan udara,
Perang saudara di Suriah yang dimulai sejak penindasan berdarah terhadap protes antipemerintah tahun 2011 telah menewaskan lebih dari 370.000 orang dan membuat jutaan orang telantar.