TOKYO, SELASA — Laman daring Uniqlo Jepang dan portal e-dagang GU Jepang diretas. Pelaku mencuri sekitar setengah juta data pelanggan yang mencakup informasi pribadi, transaksi pembelian, hingga bagian nomor kartu kredit.
Uniqlo Jepang merupakan merek mode terkemuka milik Fast Retailing Co, perusahaan ritel terbesar di Asia. Pihak perusahaan mengungkapkan, setidaknya ada 461.091 akun pelanggan yang diretas. Akun pelanggan itu terdaftar dalam laman belanja Fast Retailing Jepang dan portal e-dagang GU Jepang.
”Kami masih melakukan investigasi lebih lanjut”, yang dikutip dari keterangan resmi Fast Retailing oleh Bloomberg, Selasa (14/5/2019) waktu Indonesia barat.
Dalam keterangan resmi yang dipublikasikan pada Senin waktu setempat dijelaskan, tindak peretasan dan pencurian data mulai terdeksi setelah ada ratusan ribu akun pelanggan masuk secara tidak sah selama periode 23 April 2019-10 Mei 2019. Sistem keamanan mendeteksi akun masuk karena diretas.
Data pelanggan yang dicuri mencakup informasi pribadi (nama depan dan belakang, jenis kelamin, tanggal lahir), alamat (kode pos, nama jalan, dan nomor apartemen), nomor telepon, alamat e-mail, daftar transaksi pembelian termasuk ukuran pakaian, serta informasi kartu kredit.
Informasi kartu kredit paling disoroti karena berisi nama pemilik kartu, tanggal kedaluwarsa kartu, dan salah satu bagian dari nomor kartu kredit. Namun, akses kartu kredit paling penting yaitu card verification value (CVV), dinilai aman karena tidak masuk sistem pendataan.
Keamanan
Pencurian data secara daring ini marak terjadi di jagat perdagangan elektronik. Keamanan data pelanggan seharusnya menjadi perhatian utama seiring meningkatnya jumlah pelaporan kasus oleh perusahaan ritel.
Tahun lalu, pencurian data pelanggan juga dilaporkan Cathay Pasific Airways dan Marriott International. Sekitar 9,4 juta data pelanggan Cathay Pasific Airways diretas dan dicuri. Akibat peristiwa itu, keuntungan salah satu perusahaan penerbangan terbesar di dunia itu merosot hingga 201 juta dollar AS.
Terkait kasus pencurian data pelanggan Uniqlo, Fast Retailing mengatakan, kasus pencurian data sebenarnya jarang terjadi di laman milik Jepang. Akses terhadap data hanya bisa dilakukan ketika pelanggan menggunakan ID dan kombinasi sandi di laman berganda.
”Saat ini, pemilik akun disarankan mengganti sandi mereka,” ujar salah satu staf Fast Retailing.
Fast Retailing terus menginvestigasi dan memperbaiki infrastruktur digital dan pengoperasian e-dagang. Hal itu dilakukan mengingat penjualan daring terbukti meningkatkan 10 persen penjualan domestik di semester pertama tahun fiskal. Perusahaan tidak menyebutkan jumlah pengguna daring yang terdaftar.
Pascapublikasi kasus pencurian data, nilai saham Fast Retailing turun hingga 1 persen pada pukul 23.02. (BLOOMBERG)